Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Waktu

3 Februari 2022   16:14 Diperbarui: 11 Februari 2022   10:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu..

*****
Siang menjemput sore berganti petang..
Malam menyelinap mengintai fajar menyongsong..
Pernahkah waktu berhenti walau satu detik..
Tanpa diminta ia berjalan bahkan berlari tanpa titik..

Waktu..
Tanpa terasa menemani sudah hampir separuh baya..
Segala cerita yang terkenang masih membekas dalam goresan tinta..
Warna warni tinta sebagai bukti hidup tidak selalu putih..
Kertas yang dianggap bersih sudah menjadi kotor penuh coretan ambisi..
Segumpal dosa merengkuh langkah - langkah berjalan bak di atas duri..
Dunia yang kompleks mencerminkan dua sisi yang selalu setia dan ditaati..
Bagaimana manusia membagi dirinya dalam  kelompok najis dan suci..
Bukan salah alam sekitar yang tidak bersahabat tercela dalam caci..
Bukan salah takdir yang mengunci dalam ruang perih..
Dunia masih tegar tanpa rasa lelah yang berkali kali disakiti..
Ulah manusia yang menyebabkan semua terseret dalam lingkaran penuh benci..

Waktu..
Tiba saat penyesalan terbitkan kecewa..
Ketika kehidupan yang salah membuat masalah..
Tak pernah punah meringankan kemana kaki melangkah..
Semua perihal kesenangan sesaat yang melampui batas takwa..
Syariat menuntut mengikuti ajaran yang mulia..
Menjatuhkan kecongkakan bertawadhu' dengan watak qana'ah..
Terangi gelapnya jiwa dengan kalimah tayyibah..
Rintihan tangisan sesal menghilangkan beban sukma..

Wahai jiwa jiwa yang resah tanyakan kembali kemana waktu yang telah pergi..
Apakah bisa berputar untuk berbenah diri..
Dimana dosa dewasa akan terhapus untuk kembali fitri..

Wahai nafsu - nafsu durjana merusak segala arah..
Engkau telah perbudak kami menjadi hamba sahaya..
Rebahkan segala iman dan haya' ke dasar sengsara..
Tangisan malam malam sunyi mengubur impian bahagia..
Sang manusia tersandera dengan waktu yang hina..
Masa lalu yang kelam memudarkan cahaya masa depan yang cerah..

Waktu..
Begitu berharganya  engkau saat detik..menit menjadi saksi di hadapan yang maha kuasa..
Satu hembusan nafas menjadi balasan di kehidupan yang tak mengenal masa..
Sebiji dzarah kebaikan dan keburukan siap didakwa..
Tidak ada sia dan fatamorgana..
Semua nyata benderang melebihi kilatan cahaya..

Ketahuilah..waktu itu siapa hakim yang paling berkuasa..
Menutup rapat para penipu dengan gembok keadilan tanpa cela..
Segala aib terbuka tanpa ada penghalang yang membela..
Saksikan betapa lacur dan kotornya manusia berlumuran dengan dosa..

Ingatlah...waktu untuk berpesta pora dalam kesenangan ragawi telah usai..
Jangan engkau larutkan pada penghambaan yang semakin membuih..
Teriakan kepuasan tak akan pernah mengantarkan kamu ke puncak nikmat duniawi..
bernafsu  membangkitkan gairah yang belum teraih..
Mengikuti bisikan sesat menggoda setiap jengkal roh bersemedi..
Pada pemilik sejati waktu Sang Robbi..

Kembalikan..waktu berdzikir untuk selalu hadir..
Seorang hamba yang sadar dia adalah kikir..
Lahir hidup mati melewati dunia cuma mampir..

Bayangkan..waktumu habis terenggut kecantikan yang memoles kepalsuan..
Senyum menawan di ujung kerinduan hanya racun yang melukai kesetiaan..
Apalagi yang kau harapkan..
Waktu memang bertindak dan berwatak..
Menjadi tempat berpijak untuk menjadi bijak..
Atau kau laksana budak..
Terkapar dalam penyesalan yang sangat menyesak..
Cukup satu kesempatan untuk hidupmu yang mendesak..
Akhiri segala tamak..
Hiasilah kembali waktu dalam cahaya iman berkehendak...

Kimmy ahmad,

Sby, 11 jan 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun