Mohon tunggu...
MUSTAKIM
MUSTAKIM Mohon Tunggu... Guru - GURU KELAS

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.1

4 November 2022   08:28 Diperbarui: 4 November 2022   10:21 4688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KONEKSI ANTAR MATERI -- KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA


NAMA                          : MUSTAKIM 

KELAS                         : 95 A 

ANGKATAN              : 7

ASAL SEKOLAH      : UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN. SELOTAMBAK

WILAYAH                 : KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR

 

 

  • Tinjau kembali tugas personal kerangka pembelajaran yang telah dikembangkan pada fase Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, dan Elaborasi Pemahaman. 
  • Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang Anda pelajari dalam modul ini. 
  • Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda.
  • Ceritakan (konstruksikan kembali) proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah Anda. 

KESIMPULAN DAN PENJELASAN MENGENAI PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

 

Menurut KHD (2009), "pendidikan (opvoeding) dan pengajaran (onderwijs) merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya" Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.

Dasar - dasar Pendidikan yang Menuntun KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Kalau dalam kehidupan nyata guru di ibaratkan seorang penggarap sawah (petani). contoh : bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.

Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat) KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, "waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin.

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama" di zaman saai ini KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam (dunia anak dalam bermain)  maupun zaman (masa depan anak).

Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan.

Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di jawa timur dan jawa barat tidak sama dan begitu pula di daerah lain di indonesia sosial budayanya berbeda.

 

REFLEKSI DAN PENGALAMAN BARU YANG SAYA PEROLEH

Sebelum belajar modul ini tentang konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara , saya percaya bahwa dengan tindakan-tindakan ala militer akan mengubah anak menjadi perilaku yang lebih baik. Tapi memang benar mereka berubah tapi perubahan yang terjadi cuma didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara, bukan atas kesadaran pribadinya. Sehingga hari selanjutnya saya herus terus menerapkan ala milter  seterusnya. Dan lama-lama anak menjadi bosan apalagi saya belum banyak memberikan model-model pembelajaran yang  menyenangkan bagi anak.

Setelah mempelajari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, pemikiran yang berubah dari saya adalah bahwa saya harus memberikan tuntunan (menuntun) kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas yang berpusat pada siswa, karena mereka masing-masing unik dan berbeda. Tidak perlu memberikan hukuman. memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran.   Yang segera bisa saya laksanakan dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah tidak memberikan hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan orang tuanya, hal ini bisa dilakukan dengan awal buku penghubung dan selanjutkan kunjungan rumah. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media yang menarik.

PROSES PEMBELAJARAN DAN SUASANA KELAS YANG MENCERMINKAN PEMIKIRAN KH DEWANTARA SECARA KONKRET SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DI KELAS DAN SEKOLAH ANDA.

https://drive.google.com/file/d/11JZ-NA-PT9bjVOs9SGC1YHW3YBGWoJA7/view?usp=share_link

LAKU PEMIKIRAN KHD DITEMPAT KAMI :

Kekuatan yang  menonjol di daerah kami lebih mengarah ke budi pekerti yang kuat. Karena disekitar wilayah lembaga kami banyak berdiri pondok pesantren. Siswa setelah pulang sekolah masih mengikuti madrasah. Sehingga pembiasaan budi pekerti mereka terbawa oleh pengajaran di madrasah yang cenderung mengutamakan akhlak.

Melalui pengajaran di madrasah yang mengutamakan Pendidikan akhlak menjadikan siswa di sekolah memiliki penguatan yang lebih dalam konteks tata krama dan budi pekerti.

CONTOH LAKU PEMIKIRAN KHD DITEMPAT KAMI :

  • Ketika guru sedang berjalan, siswa secara sadar langsung memberi ruang untuk guru berjalan.
  • Saat berbicara dengan guru, mereka menggunakan bahasa santun dan bersikap sopan.
  • Cara berpakaian siswa sopan.
  • Siswa lebih aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti tari, Al-banjari, Samroh,bimbingan MIPA, Pramuka, Silat dan kegiatan ekstrakurikuler .

 

Infografis :

                                                                                                                  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun