"Saya tidak dapat mengajari apapun pada seseorang, yang bisa aku lakukan hanya membuat mereka berpikir" (Socrates).
Ini sederhana namun jangan dipikir membuat orang berpikir itu mudah. Kenyataannya sebagai guru lebih mudah mengajari murid daripada membuat murid berpikir.Â
Dalam keseharian pembelajaran membuat orang marah, baper adalah mudah namun membuat murid penasaran lalu merenung secara dalam adalah tantangan pembelajaran. Hal ini terutama kita hadapi di pendidikan menengah dimana murid mulai memiliki banyak pandangan dalam kehidupannya. Ditambah lagi saat ini murid banyak dipengaruhi oleh kondisi yang instan.
Seringkali saya menemukan bahwa murid yang ada dalam kelas saya beberapa diantaranya lebih ingin menyelesaikan sesuatu dengan mudah daripada berpikir. Beberapa murid lebih banyak tertarik untuk menghapal atau sekedar mengulang apa yang diajarkan gurunya dibanding menimbulkan ide dan kreativitas baru.Â
Sebagai guru, mari kita mendorong murid kita untuk berpikir. Jangan terlalu banyak sekedar memberikan pengetahuan dan hafalan saja. (Kutipan tulisan saya : Mengajari Murid di Kelas melalui Prinsip Kehidupan https://mustafatope.wordpress.com/2023/02/18/mengajari-murid-di-kelas-melalui-prinsip-kehidupan/).
Hari Senin kemarin, saya mengajar di Kelas XI UPW 1 di SMK Negeri 4 Makassar. Seperti biasanya pembelajaran Jam 1 s.d 4 hari ini mendiskusikan mengenai Pengelolaan MICE sebagai bagian dari Mata Pelajaran Kejuruan Usaha Perjalanan Wisata. Pembelajaran dimulai dengan melakukan Literasi Kitab Suci. Setelah itu kami luangkan waktu sekitar 5 s.d 10 menit untuk memaknai apa yang terkandung dalam bacaan yang telah murid-murid baca pagi ini.Â
Pembahasan hari ini adalah mengenai Penyusunan Proposal Kegiatan/Event. Kelas XI UPW 1 telah menyepakati bahwa pada bulan Mei mereka akan melakukan sebuah kegiatan Seminar. Keputusan tersebut mereka tetapkan sendiri di kelas yang dipimpin oleh seorang Ketua/Koordinator Kegiatan.
Pagi ini saya menginformasikan kepada mereka mengenai linimasa sebuah kegiatan yang akan dilakukan beserta perencanaannya. Dimulai dari penetapan Ide/Konsep seperti yang telah mereka lakukan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya kemudian sampailah saat ini untuk merumuskan Proposal Kegiatannya. Pada 2 pertemuan sebelumnya kelas kami sudah mendiskusikan mengenai outline proposal kegiatan.
Pada sesi ini kami mendiskusikan bahwa tim kelas mereka akan menyusun 2 jenis proposal kegiatan mereka. Proposal sebagai pemilik kegiatan dan proposal sponsor. Kedua proposal ini untuk menjadi panduan pelaksanaan kegiatan mereka di bulan Mei. Setelah mendiskusikan esensi dari kedua proposal tersebut, terutama mengenai pentingnya dibuat proposal sponsor dengan memilih pola sponsor yang akan mereka kembangkan. Sponsor tersebut meliputi; sponsor utama, sponsor pendukung, sponsor penunjang maupun sponsor tunggal.
Saya meminta Koordinator Tim Kelas untuk membagi ke dalam 2 kelompok dan menentukan anggota kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok akan menyusun Draft Proposal mereka. Ketua/Koordinator Tim nya tampil ke depan dan melakukan hal tersebut. Mereka dengan sigap melakukan penyesuaian tampilan duduk mereka berdasarkan 2 kelompok lalu memulai mendiskusikannya.
Rasa bangga terbesit dalam hati saya, begitu semangatnya para murid melakukan kegiatan ketika mereka didorong untuk berpikir dan mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya. Teringat isi dari Permendikbudristek Standar Proses yang menyatakan "melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal".Â
Terlihat jelas bahwa mereka menikmati kebersamaan belajar mereka. Sesekali saya mendatangi meja-meja kelompoknya dan menanyakan perkembangannya sambil memotivasi mereka.Â
Saya menanyakan, "apakah anda senang dengan pola pembelajaran demikian?". Mereka menjawab serentak senang. Salah seorang diantaranya saya tanya "kenapa anda merasa senang?". "Karena kami dapat mengembangkan diri bersama teman-teman" jawabnya. Saya senyum sambil mengingat kata Socrates "I can not teach anybody anything, I can only make them think". (MT-260223)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H