Mohon tunggu...
Mustafa Tope
Mustafa Tope Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 4 Makassar

membaca, menulis, mengajar, berdiskusi, belajar, memfasilitasi, melakukan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengajari Murid di Kelas melalui Prinsip Kehidupan

19 Februari 2023   11:12 Diperbarui: 19 Februari 2023   11:20 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: goalca

Socrates mengatakan:

  • I can not teach anybody anything, I can only make them think
  • Education is the kindling of a flame, not the filling of vessel
  • Strong minds discuss ideas, average mids discuss events, weak minds discuss people
  • Nature has given us two ears, two eyes and but one tongue to the end that we should hear and see more than we speak
  • The highest from a human excellence is to question oneself and others
  • Understanding a question is half an answer
  • The beginning of wisdom is a definition of terms
  • It is better to change an opinion than to persist in a wrong one

Sebagai seorang guru saya mencoba memaknai kata-kata bijak dari socrates tersebut dalam refleksi pembelajaran yang saya lakukan hari ini.

Saya tidak dapat mengajari apapun pada seseorang, yang bisa aku lakukan hanya membuat mereka berpikir

Ini sederhana namun jangan dipikir membuat orang berpikir itu mudah. Kenyataannya sebagai guru lebih mudah mengajari murid daripada membuat murid berpikir. Dalam keseharian pembelajaran membuat orang marah, baper adalah mudah namun membuat murid penasaran lalu merenung secara dalam adalah tantangan pembelajaran. Hal ini terutama kita hadapi di pendidikan menengah dimana murid mulai memiliki banyak pandangan dalam kehidupannya. Ditambah lagi saat ini murid banyak dipengaruhi oleh kondisi yang instan.

Seringkali saya menemukan bahwa murid yang ada dalam kelas saya beberapa diantaranya lebih ingin menyelesaikan sesuatu dengan mudah daripada berpikir. Beberapa murid lebih banyak tertarik untuk menghapal atau sekedar mengulang apa yang diajarkan gurunya dibanding menimbulkan ide dan kreativitas baru. Sebagai guru, mari kita mendorong murid kita untuk berpikir. Jangan terlalu banyak sekedar memberikan pengetahuan dan hafalan saja.

Pendidikan adalah bagaikan menyalakan api bukan mengisi bejana

Guru seharusnya mendorong murid untuk berpikir dan tidak hanya mengisi para murid dengan materi setiap saat dan setiap hari. Membuat murid berpikir akan mendorong mereka untuk berkereasi dan berinovasi. Berikan mereka tugas yang mendorong mereka untuk berpikir kritis daripada sekkedar memindahkan materi pada buku ke dalam lembar jawaban mereka.

Buatlah murid untuk berpikir secara mendalam. Nyalakanlah lampu pikiran para murid kita. Buatlah jiwa mereka menyala. Kalau kita membuat hal itu di dalam kelas, maka kita akan mendorong semangat belajar murid. Hal-hal tersebut akan membuat murid menjadi produktif. Kalau murid kita terbiasa menjadi wadah atau bejana yang diisi. Mereka hanya akan menjadi follower. Mereka tidak akan menjadi trend setter. Pikiran ilmiah murid perlu kita hidupkan dengan menyikapi pola pembelajaran sebagai menyalakan api atau lampu. Mendorong murid untuk melakukan hal-hal demikian membuat mereka semakin bersemangat dalam pembelajaran.

Pikiran yang kuat mendiskusikan ide, pikiran normal mendiskusikan kejadian, pikiran lemah mendiskusikan orang

Dalam melakukan pembelajaran, murid kita dorong untuk mendiskusikan ide-ide mereka terhadap materi atau topik yang dibahas. Jangan terlalu banyak mendiskusikan kejadian atau mendiskusikan orang. Lembar kerja, tugas-tugas, kegaitan refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas seharusnya selalu mendorong pengembangan gagasan dan ide dari murid-murid. Tentunya hal ini memerlukan upaya kita untuk memancing dan memotivasi para murid untuk mengeksplorasi berbagai sumber ide yang ada.

Alam memberikan kita 2 telinga, 2 mata dan satu lidah yang memberi arti bahwa kita harus lebih banyak mendengar, lebih banyak melihat daripada berbicara

Dalam pembelajaran, guru seharusnya selalu mendorong murid untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok dengan menekankan prinsip kehidupan ini. Murid diajak untuk mendengarkan dan melihat apa yang dilakukan teman sekelasnya sebelum memberikan tanggapan.

Hal ini juga akan membangkitkan toleransi yang baik pada diri para murid. Ajari mereka untuk tidak suka memotong pembicaraan. Jika ini dapat mereka maknai dan aplikasikan dengan baik maka akan menjadi modal dalam komunikasi kehidupan mereka.

Bentuk paling tinggi kesempurnaan manusia adalah kesediaan mempertanyakan diri dan orang lain

Melakukan pembelajaran di kelas tidak sekedar memberikan materi kepada murid sebanyak-banyaknya namun mendorong mereka untuk dapat melakukan refleksi diri. Kesadaran bahwa diri mereka mungkin berbuat salah ataupun memiliki karakteristik perlu kita bangkitkan. Demikianpula mereka kita dorong untuk memaknai dan mengakui kelebihan dan karakteristik teman-teman kelas dan sekolahnya

Memahami pertanyaan adalah setengah dari jawaban

Pembelajaran tidak hanya mengharapkan jawaban dari murid. Hal yang juga penting adalah menekankan murid untuk lebih dahulu memahami pertanyaan-pertanyaan yang kita berikan. Selain itu dalam beberapa kesempatan kita seharusnya mendorong mereka untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan secara mandiri.

Permulaan dari sebuah pemahaman adalah definisi istilah

Murid perlu diberikan pemahaman mengenai konsep dan istilah-istilah dasar yang berhubungan dengan materi yang dibahas. Jangan biarkan murid untuk menggunakan sebuah kata, istilah atau pernyataan yang mereka tidak pahami.

Memberikan pemahaman mengenai definsi suatu hal atau materi tentu harus dimulai dengan pemahaman dari guru. Kita sebagai guru harus selalu haus untuk mengembangkan diri dan haus terhadap hal-hal yang mendasar.

Lebih baik mengubah pandangan daripada mempertahankan yang salah

Murid harus selalu didorong untuk memahami bahwa sebagai manusia tidak luput dari kesalahan. Mengakui kesalahan adalah hal yang berat namun menjadi hal yang sangat berharga. Ajari murid untuk mengubah pandangan mereka untuk mendapatkan hal yang lebih baik daripada mempertahankan sesuatu yang sudah diketahui memiliki kesalahan atau menjadi hal yang salah. (MT)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun