Istilah efek demonstrasi dapat dipahami sebagai gaya imitasi. Contoh gaya peniruan dalam kehidupan masyarakat adalah sekelompok orang yang sangat suka meniru gaya hidup budaya Barat atau Korea. Menurut Duesenberry (1949), demonstrasi efek adalah cara negara berkembang dan negara berkembang meniru standar konsumsi negara kaya dan negara maju.Â
Secara umum, setelah penduduk negara berkembang memahami gaya hidup masyarakat di negara maju, terutama standar gaya hidup yang cenderung konsumtif dan mewah, mereka mulai memiliki keinginan untuk meniru. Gaya ini menyebabkan meningkatnya konsumsi barang-barang mewah yang tidak dimiliki oleh orang banyak.
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan proses peningkatan pendapatan total dan pendapatan per kapita, dan pertumbuhan penduduk disertai dengan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi suatu negara dan distribusi pendapatan penduduk. Pembangunan ekonomi sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitu pula sebaliknya, pertumbuhan ekonomi akan mendorong proses pembangunan ekonomi.
Pengaruh Demonstrasi Efek terhadap Pembangunan Ekonomi
Demonstrasi efek tersebut jelas berdampak sangat negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, karena ketika masyarakat Indonesia melakukan demonstrasi efek secara besar-besaran, terjadi kenaikan tingkat impor secara terus menerus, yang berujung pada penurunan permintaan masyarakat negara tersebut.Â
Tidak hanya tingkat impor yang terus meningkat dibandingkan dengan permintaan domestik, sehingga rupiah yang keluar lebih banyak daripada dolar yang masuk. Hal ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya inflasi.Â
Inflasi yang tinggi mempengaruhi produksi dalam negeri dengan harga yang semakin tinggi, sedemikian rupa sehingga harga yang tinggi membuat barang-barang negara tersebut tidak mampu bersaing di pasar internasional dan tingkat ekspor menurun. Peningkatan impor yang diikuti dengan penurunan ekspor menyebabkan tidak seimbangnya arus devisa. Neraca pembayaran akan memburuk.
Perilaku demontration effect tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat saja, tetapi juga terjadi di lingkungan pemerintahan, perilaku demontration effect semacam ini terjadi pada saat pemerintahan sedang dalam keadaan berkembang, tetapi gayanya mencerminkan gaya negara maju. Kita tahu bahwa di negara maju semuanya sudah maju, mulai dari infrastruktur, bahkan teknologi, yang tidak hanya canggih, tapi juga sangat mewah.Â
Hal ini menyebabkan keinginan pemerintah untuk membangun kantor pemerintahan yang mewah, kendaraan mewah dan kemewahan lainnya, yang sebenarnya tidak terlalu mendesak saat ini.
Bukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi untuk memenuhi kebutuhan suboptimal masyarakat, terutama terkait kemiskinan dan pengangguran, dua hal yang harus ditanggapi serius karena erat kaitannya dengan kesejahteraan. Alokasi dana yang buruk telah mengeringkan dana, tetapi masih banyak yang harus dilakukan, dan utang luar negeri adalah solusi yang tak terelakkan. Jelas ini semakin tidak efektif, artinya pembangunan infrastruktur tidak mendesak dan umpan balik membutuhkan waktu lama. Hal ini juga menjadi penghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.