Mohon tunggu...
Mustafa YuliSaputra
Mustafa YuliSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA IAIN PALANGKA RAYA

Menjadi Pribadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Peran UMKM sebagai Juru Selamat Indonesia Mengatasi Resesi 2023

27 November 2022   15:11 Diperbarui: 27 November 2022   15:18 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Baru-baru ini, komunitas internasional heboh karena mendapat ramalan buruk untuk tahun 2023. Ini karena resesi besar-besaran diperkirakan terjadi pada ekonomi global pada tahun 2023. Resesi ini disebabkan oleh efek berkepanjangan dari ketegangan geopolitik. Ketegangan geopolitik yang dimaksud adalah perang antara Rusia dan Ukraina.

Seperti kita ketahui bersama, Rusia dan Ukraina memegang peranan penting dalam proses perkembangan ekonomi dunia internasional. Rusia adalah produsen dan pengekspor minyak terbesar ketiga di dunia, pengekspor batu bara terbesar ketiga di dunia, dan pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia. Sementara itu, Ukraina adalah pengekspor minyak bunga matahari terbesar di dunia, pengekspor jagung terbesar keempat dan pengekspor gandum terbesar kelima.

Adanya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah mengakibatkan gangguan parah terhadap pertumbuhan ekonomi global. Beberapa harga komoditas naik di beberapa negara akibat gangguan aktivitas ekspor dari Rusia dan Ukraina. Lonjakan harga salah satu komoditas, seperti BBM, akan berdampak pada harga komoditas lainnya, seperti pangan, karena BBM merupakan salah satu kunci utama distribusi. Kenaikan harga komoditas tersebut akan menyebabkan inflasi di beberapa negara. Untuk memerangi inflasi ini, pemerintah akhirnya menaikkan suku bunga acuan melalui bank sentral.

Lantas, peran apa yang akan dimainkan Indonesia dalam menghadapi resesi tahun depan?

Indonesia telah melewati krisis global 1998, krisis global 2008, dan pandemi Covid-19. Sektor yang akan membuat Indonesia mampu bertahan dari krisis adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM telah menjadi sektor ekonomi yang perlahan tapi pasti berada di garda depan menyelamatkan Indonesia dari krisis.

Menurut data BPS, meskipun jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah menurun sebesar 7,42% setelah krisis ekonomi tahun 1998, Tingkat kontribusi PDB usaha kecil dan mikro meningkat sebesar 52,24%, dan nilai ekspor meningkat sebesar 76,48%. Hal ini membuktikan bahwa UMKM tahan terhadap krisis ekonomi dan menjadi harapan di masa resesi mendatang. 

Pada tahun 2019, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyatakan jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 65,47. Ini memiliki informasi terperinci tentang 64,6 juta usaha mikro, 798.679 usaha kecil dan mikro, dan 65.465 usaha menengah. Kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah terhadap PDB adalah 61,51% atau 9.580.762,7 miliar rupiah. Ini dapat menyerap 96,92% dari tenaga kerja, terhitung 60,03% dari total investasi.

Mengapa UMKM bisa mengangkat Indonesia keluar dari resesi

Alasan pertama mengapa UMKM bertahan dari krisis global adalah karena UMKM kurang bergantung pada nilai dolar AS. Dengan demikian, apresiasi dan depresiasi dolar AS di seluruh dunia tidak akan berdampak signifikan terhadap arus UMKM di Indonesia.

Kemudian alasan kedua adalah usaha mikro, kecil dan menengah umumnya bergerak di bidang industri barang dan jasa Ini adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, meskipun daya beli masyarakat menurun selama krisis ekonomi, permintaan barang dan jasa oleh UMKM tidak terlalu besar.

Alasan selanjutnya adalah sumber daya UMKM biasanya menggunakan ketersediaan lokal. Memanfaatkan sumber daya lokal, dimulai dengan berinvestasi dalam modal, tenaga kerja, bahan mentah, teknologi, dan peralatan. Oleh karena itu, mereka tidak bergantung pada barang impor dan dapat beroperasi tanpa meningkatkan rasio impor terhadap PDB.

Kemudian alasan terakhir adalah sebagian besar pelaku UKM menggunakan dana pribadi bukan dana pinjaman bank. Jadi, meski bank menaikkan suku bunga saat krisis keuangan, UMKM mampu bertahan dari goncangan ekonomi.

Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk memajukan UMKM dalam negeri?

Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Hak Cipta Karya yang mengatur tentang fasilitasi, perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Selain itu, melalui UU Cipta Kerja, pemerintah berupaya mengatasi masalah ini Perizinan yang rumit dan tumpang tindih antara peraturan pemerintah daerah dan pusat.

Pemerintah kemudian juga mencanangkan Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), sebagai bentuk respon pemerintah terhadap berkurangnya aktivitas masyarakat, khususnya di sektor informal dan UMKM. 

Rincian skema PEN untuk UMKM antara lain subsidi bunga/margin, Penjaminan pencairan jasa (IJP), penyimpanan dana pemerintah di bank, Penjaminan batas kerugian kredit UMKM, menunjukkan pendapatan akhir UMKM ditanggung pemerintah, pembiayaan investasi oleh koperasi melalui Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB), koperasi UMKM dan Program Bantuan Presiden Produktif untuk Usaha Mikro (Banpres).

Piter Abdullah, Pengamat Ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Segara Institute, mengatakan, petunjuk tersebut memungkinkan Indonesia menghadapi tekanan ekonomi global menjelang resesi pada 2023. Ia lebih mementingkan kebijakan pemerintah yang ada yang harus dilaksanakan dengan baik untuk menopang perekonomian dalam negeri. Tetapi gimana supaya ekonomi dalam negeri tidak tersendat, sebab ekonomi dalam negeri dikala ini lagi dalam pemulihan. Dalam situasi global, pilar kita adalah permintaan domestik, pasar domestik, jadi tidak boleh ada gangguan," jelas Pitt.

Bambang Brodjonegoro yang menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 2014 hingga 2016 yakin Indonesia tidak akan jatuh ke dalam resesi. Dia yakin Indonesia hanya akan terpengaruh oleh resesi global.

"Tapi semoga dampaknya seperti tahun 2008. Saat pertumbuhan dunia di bawah nol, Indonesia Masih tumbuh, tapi lebih rendah dari normal, yakni sekitar 4 persen," ujarnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (11/1/2022).

Menurut Bambang, ada dua faktor fundamental yang bisa mengangkat Indonesia keluar dari resesi. Pertama, dia percaya bahwa yang harus dilakukan oleh pemerintah dan bank sentral adalah mengendalikan inflasi. "Mengapa, sebab sumber perkembangan kita ialah konsumsi," ucapnya. Oleh karena itu, prioritas pemerintah dan bank sentral saat ini adalah bagaimana menekan laju inflasi yang menurunkan daya beli.

Selain program PEN, pemerintah juga memiliki program Kebanggaan Bangsa Indonesia (Gernas BBI). Tujuan dari Gernas BBI adalah untuk mendorong brand lokal menciptakan pasar industrinya sendiri dan tentunya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pemerintah juga mendorong pelaku UMKM untuk masuk ke platform digital. Kemudian tibalah ASEAN Online Sales Day (AOSD), acara belanja serentak yang diadakan oleh platform e-commerce di sepuluh negara ASEAN. Melalui AOSD, pemerintah mempromosikan dan memantapkan citra produk lokal di kancah ASEAN, serta mendorong dan meningkatkan ekspor produk Indonesia.

Melalui upaya pemerintah tersebut, saya berharap dapat mendorong tumbuh pesatnya usaha kecil, menengah dan mikro di Indonesia dan menjadi tameng perekonomian Indonesia menghadapi resesi tahun depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun