Mengenal kondisi medan / rute yang akan dilewati kendaraan kita, adalah lebih baik daripada hanya mengandalkan nyali dan kondisi motor kita. Dengan mengetahui dimana ada titik persimpangan, ada tikungan, ada jalan berlubang ataupun bergelombang dll, maka hal itu sangat membantu kapan kita harus mulai melakukan pengereman.
Harus dipahami dan disadari bahwa fungsi rem BUKANlah menghentikan motor, melainkan menahan laju roda motor kita.
Mengendarai sepeda motor di tikungan adalah yang paling menyenangkan sebetulnya (syarat dan ketentuan berlaku, hahaha…). Pengereman pada tikungan sebenarnya berisiko, mengurangi traksi roda depan saat mengerem dan menikung. Rem terlalu keras menyebabkan stabilitas sasis akan hilang, oleng bisa berakibat fatal. Teknik pengereman yang tepat adalah dilakukan sebelum motor mulai rebah di tikungan. Tarik tangkai atau injaklah tuas rem sebelum sepeda motor melewati tikungan, jalan berlubang ataupun bergelombang.
Tingkat penguasaan (kemampuan) seorang pengendara motor (biker) dalam teknik pengereman sangat mempengaruhi keselamatan dalam perjalanan berkendara roda 2 (dua). Karena (seperti kita ketahui bersama) bahwa berkendara motor (roda dua) itu harus bisa menjaga keseimbangan antara berat badan dan kendaraan, dituntut untuk konsentrasi-koordinasi yang lebih antara otak; mata; telinga; tangan; kaki; serta badan secara keseluruhan.
Bersyukurlah, bahwa menurut analisis hasil penelitian dr. Kawashima dari University of Tokyo, menemukan adanya peningkatan fungsi kognitif berdasarkan rekam kerja otak. Peningkatan juga terjadi pada level memori dan pemahaman area atau spasial (pandang ruang), juga peningkatan pada level mental dan penurunan tingkat stress.
So, sempatkan diri (walau sejenak) untuk mengendarai motor setiap hari, praktikkan 3 (tiga) point teknik pengereman tersebut di atas dengan suasana senang hati (enjoy). Tetaplah berdo’a (sesuai keyakinan kita) sebelum beraktivitas (berkendara), jaga kesehatan agar tetap fit, periksa / perbaikilah kendaraan secara berkala, taatilah rambu-rambu serta peraturan lalu-lintas, dan tetaplah rendahkan hati. Harus disadari dan diingat terus bahwa “di atas langit ada langit”, kita bernyali “gila” ternyata orang lain ada yang “lebih gila”. Berharap selalu agar perjalanan bermotor kita selalu dalam Lindungan dan Kasih Sayang Tuhan.
Keep smile and spirit..!!! Semoga bermanfaat…
NB :
Tulisan ini merupakan rangkuman dari perenungan hasil “Private Touring” saya tahun 2009 (Dari DKI Jakarta Ke Dieng Plateau - Jawa Tengah lewat Jalur Selatan) dan 2010 (Dari DKI Jakarta ke Demak – Jawa Tengah via Pantura).
Sumber : antaranews, otosia, kompas, Honda Safety Riding
[caption id="attachment_334171" align="alignright" width="273" caption="Cengkeraman 4 jari"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H