Saya jadi teringat sebuah ungkapan lama yang mengatakan bahwa musik adalah bahasa universal, bahasa yang lebih mudah dipahami dibanding bahasa-bahasa lain di dunia ini.Â
Bukan hanya itu, musik ternyata juga mampu mengintervensi makna atau suasana dari bahasa atau kata-kata yang diucapkan. Terbukti pada dua aransemen atas lagu Pamungkas tersebut.Â
Melalui lirik yang sama, perasaan yang sampai kepada pendengar bisa menjadi sangat berbeda hanya karena disampaikan dengan suasana musik yang berbeda.
Secara umum, konsep yang ditawarkan pada album Solipsism 0.2 ini cukup menyenangkan. Sayangnya, saya tidak banyak mendengarkan lagu-lagu lain di album ini selain "Closure". Saya meyakini, setiap lagu yang diaransemen ulang di album ini pasti memiliki cerita perjalanannya masing-masing yang juga menarik.***
#DENGAR DENYAR adalah kolom khusus untuk membagikan pengalaman mendengar musik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H