Musim keempat anime Attack on Titan sudah mulai rilis sejak Desember 2020 lalu. Sejak saat itu, anime yang dikerjakan oleh studio MAPPA ini telah mendapatkan perhatian yang luar biasa.
Selain penggarapan animasinya yang mendapat banyak pujian dari fans, anime ini juga meledak karena ini merupakan musim terakhirnya. Banyak karakter baru yang bermunculan, misteri-misteri yang mulai terungkap, serta potensi konflik lebih besar yang membuat jalan ceritanya semakin menegangkan.
Saat tulisan ini dibuat, anime musim keempat ini sudah sampai pada episode kesembilan. Namun, sebagaimana anime pada umumnya, komiknya sudah rilis jauh lebih dulu. Jika dibandingkan dengan cerita pada manga, cerita pada animenya tertinggal sekitar 20 chapter. Sebelumnya, saya hanya mengikuti cerita dari animenya saja.
Namun, setelah jengkel karena terpapar banyak spoiler di internet, akhirnya saya memutuskan untuk mengejar ketertinggalan dengan cara membaca manganya juga.
Bagi pembaca tulisan ini yang belum mengetahui keseluruhan cerita Attack on Titan, silakan cari ringkasan cerita di artikel-artikel lain yang banyak tersebar di internet. Tulisan ini tidak akan mencantumkan sinopsis cerita dari awal, karena akan sangat panjang dan konpleks.
(Spoiler alert!!!)
Musim keempat ini langsung dibuka dengan memperlihatkan cerita berdasarkan sudut pandang bangsa Marley di seberang pulau. Dari sini kita akan diperlihatkan tentang bagaimana kehidupan bangsa Marley, serta hubungan dan perlakuan mereka terhadap bangsa Eldian yang berada di sana.
Singkat cerita, Eren Yaeger melakukan serangan kejutan yang dibantu oleh pasukan pengintai. Marley sempat melakukan perlawanan dengan dibantu oleh kekuatan Titan Palu Perang milik keluarga Tybur.
Namun Eren berhasil mengalahkannya dan kemudian memakan Titan Palu Perang. Rencana penyerangan tersebut dapat berhasil karena diam-diam telah dibantu oleh para pejuang pembebasan Eldian, yang dipimpin oleh Zeke. Ya, Zeke Yaeger membantu melakukan pemberontakan dan penyerangan terhadap Marley.
Kemenangan tersebut nyatanya juga tidak lantas membawa kedamaian bagi para Eldian di Paradis. Eren dan Zeke ternyata memiliki tujuan selanjutnya, yakni untuk melaksanakan "rumbling", pemusnahan global terhadap manusia di luar pulau dengan cara mengaktifkan jutaan titan yang tertidur di tembok-tembok pulau Paradis.
Kekuatan pengendalian titan itu hanya dapat diaktifkan jika Eren, sebagai pemegang kekuatan Titan Pendiri, bersentuhan dengan Zeke, sebagai pewaris darah bangsawan kerajaan.
Rencana itu menimbulkan pro-kontra yang tajam di dalam tembok Paradis hingga memecah mereka menjadi dua kubu, yakni kubu pendukung fanatik yang menamai diri mereka "Yaegerist" dan kubu penentang yang masih mementingkan kemanusiaan. Kubu penentang justru berisikan teman-teman dekat Eren seperti Armin, Mikasa, Connie, Levi, Hanji, dan lain-lain.
Di tengah konflik internal tersebut, tiba-tiba Marley melancarkan serangan kejutan balasan melalui balon udara. Tujuan mereka adalah untuk menggagalkan rencana rumbling. Namun, di tengah kecamuk pertempuran di dalam tembok itu, Eren berhasil menyentuh Zeke. Mereka berdua kemudian masuk ke alam di mana leluhur Eldian, Ymir, berada.
Zeke ternyata diam-diam telah memiliki rencana sendiri yang dia sebut dengan "Projek Euthanasia". Projek ini kurang lebih adalah upaya menggunakan kekuatan Ymir untuk membuat seluruh bangsa Eldian tidak akan pernah bisa memiliki keturunan lagi.
Dengan begitu, di kemudian hari tidak akan ada lagi bangsa Eldian yang akan menanggung kebencian dunia, seperti yang mereka alami selama ratusan tahun. Tidak akan ada lagi ketakutan akan bangsa titan di dunia. Zeke mencoba memanfaatkan Eren karena dia mengetahui bahwa yang bisa memerintah Ymir hanyalah keturuan bangsawan.
Namun rencana Zeke tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Alih-alih menuruti perintah Zeke, Ymir justru lebih memilih Eren. Seketika itu pula Eren berubah wujud menjadi titan yang sangat besar dan mengaktifkan kekuatan utamanya. Seluruh dinding yang mengitari pulau Paradis runtuh. Di bawah perintah Eren, jutaan titan ukuran raksasa mulai bergerak meninggalkan pulau Paradis untuk menginjak dan menghancurkan apapun yang berada di hadapannya. Rencana mengerikan "rumbling" sudah dijalankan.
PRO DAN KONTRA
Selain para penduduk Pulau Paradis, pro dan kontra mengenai "rumbling" juga bermunculan di kalangan pembaca manga Attack on Titan sendiri. Sebagian memberi dukungan dengan opini bahwa Eren berhak melakukan itu, karena sebenarnya dia adalah korban yang sedang berusaha melindungi apa yang dia cintai, yakni pulau Paradis dan semua teman-temannya.
Sebagian lagi menentang dengan opini bahwa yang dilakukan Eren hanya akan mengulang kebencian yang sama. Selain itu, "rumbling" juga dianggap hanya akan memakan banyak korban sipil yang tidak bersalah. Dan masih banyak lagi opini-opini yang bermunculan untuk  saling beradu pendapat.
Mulanya saya juga ikut berpihak pada kubu kontra, dengan ikut berpikir bahwa yang dilakukan Eren adalah sebuah kesalahan dan keegoisan yang harus dihentikan. Keberpihakan ini juga semakin diperkuat dengan rasa simpati dan  sentimentalitas perjuangan teman-teman Eren. Namun, setelah dipikirkan kembali berulang kali, akhirnya saya putuskan untuk menarik dukungan itu dengan beberapa alasan berikut.
POLITIK OPORTUNIS
Selain rekan-rekan seperjuangan regu pengintai, yang berada di pihak oposisi adalah sisa-sisa terakhir dari kekuatan musuh. Bila kita kembali ke beberapa tahun yang lalu waktu setempat, pemicu seluruh konflik ini sebenarnya adalah keserakahan bangsa Marleyan sendiri. Mereka berhasrat merebut kekuatan Titan Pendiri dari dalam tembok untuk memperkuat kekuatan militernya, yang kemudian akan mereka gunakan untuk memperluas wilayah jajahan ke negara-negara tetangga.
Dari situ, diutuslah empat orang titan-shifter (orang Eldian yang bisa berubah menjadi titan) untuk memata-matai penghuni tembok. Mereka memulai invasi dengan melubangi tembok dan menyebarkan teror titan kepada penghuni di dalamnya, yang mana hal itu belum pernah terjadi selama lebih dari ratusan tahun. Salah satu yang menjadi korban serangan titan pertama ini ialah ibu Eren. Insiden inilah yang telah menanamkan dendam membara ke dalam diri Eren.
Aliansi oposisi yang melawan Eren terbentuk karena dua hal, yakni (1)untuk memperjuangkan kemanusiaan dan (2)kesamaan nasib sebagai orang-orang yang kalah. Bayangkan seandainya "rumbling" gagal diaktifkan sejak awal. Negara-negara di dunia, terutama Marley, tentu akan melancarkan serangan secara membabi buta kepada pulau Paradis, seperti yang sudah direncanakannya bersama keluarga Tybur sejak awal.
Pun jika aliansi berhasil menghentikan "rumbling" di tengah jalan, sisa-sisa kekuatan musuh yang tinggal sedikit itu lambat laun akan kembali bangkit, dengan masih menyimpan sedikit benih ketakutan dan kebencian terhadap Eldian dan titan. Benih tersebut lama-lama akan tumbuh membesar melahirkan kebencian baru. Sejarah kebencian dan ketakutan seperti sudah terjadi antara Marley dan Eldia selama ratusan tahun akan terulang kembali. Kebencian akan melahirkan represi. Represi akan melahirkan pemberontakan. Dan seterusnya, dan seterusnya.
JALAN CERITA YANG KLISE
Mari kita ke sampingkan sejenak persoalan salah-benar itu dan mencoba melihatnya dari sisi konsep dan jalan cerita. Jika aliansi oposisi menang melawan Eren, maka plotnya akan sama saja seperti cerita manga shonen (manga untuk remaja) pada umumnya, di mana kekuatan kebaikan dan persahabatan pada akhirnya akan mampu mengalahkan kejahatan apapun. Jika begitu, anime ini akan berakhir dengan klise. Tentu saja itu akan sangat disayangkan, mengingat bagaimana cerita dan konflik anime ini sudah berhasil dibangun dengan sedemikian kompleks.
Dari musim-musim awal, Hajime Isayama, mangaka Attack on Titan, sudah berusaha membangun konflik dengan rapi dan sabar, disusul dengan berbagai misteri dan teka-teki yang menegangkan. Bahkan, menjelang musim terakhir, sang mangaka berhasil menghadirkan plot twist yang akan membolak-balikkan pikiran pembaca. Belum lagi strategi untuk menghadirkan sudut pandang pihak seberang, yang membuat pembaca bimbang mengenai siapa sebenarnya yang hitam dan siapa yang putih.
Dengan semua kemewahan cerita itu, rasanya mustahil jika manga ini akan berakhir dengan ending yang klise. Setidaknya tentu kita boleh berharap begitu.
Meski begitu, saya juga tidak ingin seratus persen mendukung gerakan "rumbling" Eren. Karena, pada akhirnya akan sama saja. Saya bayangkan projek "rumbling" ini benar-benar berhasil memusnahkan seluruh umat manusia di dunia, kecuali penghuni Pulau Paradis. Jika sudah begitu, yang akan didapatkan oleh Eren hanyalah kekosongan. Motivasi utamanya adalah dendam. Ia barangkali akan dapat merasakan kebebasan seperti yang dicita-citakan, namun tidak akan lama. Jika sudah tidak ada dendam untuk dibalaskan dan teman-teman untuk dilindungi, apa lagi yang bisa dilakukan. Setidaknya begitulah yang saya bayangkan. Karena itu, saya berharap Isayama akan bisa menyajikan ending yang memuaskan.Â
Sang mangaka sendiri sudah berkata bahwa manganya sebentar lagi akan sampai pada titik akhir. Setelah sampai sejauh ini, sebagai pembaca tentu kita boleh berimajinasi tentang bagaimana cerita ini akan diakhiri. Bagi saya itu sah-sah saja. Namun yang tidak kalah penting, kita doakan agar sang mangaka terus diberi kesehatan dan keluasan pikir, supaya beliau dapat terus melahirkan karya-karya luar biasa selanjutnya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H