Mohon tunggu...
musrin muladin
musrin muladin Mohon Tunggu... Mahasiswa - penggiat literasi baca

mengembangkan generasi yang berkarakter dan berwawasan luas dengan rumah baca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Sosial Emosional

21 September 2022   22:31 Diperbarui: 21 September 2022   22:36 2883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Koneksi antar materi sosial emosional

1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa ...... sehingga..... Setelah mempelajari modul ini, ternyata . . . . . .

 Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa dalam pembelajaran tidak terdapat pembelajaran sosial emosional dan yang berhubungan dengan sosial emosional hanyalah orang-orang yang berhubungan dengan psikolog sehingga dalam pembelajaran sama sekali saya tidak memikirkan kearah sosial emosional yang berhubungan dengan siswa. setelah mempelajari modul ini, ternyata saya memahami bahwa pembelajaran sosial emosional sangat penting untuk dapat diterapkan pada pembelajran di kelas dan lingkungan sekolah, walaupun pembelajaran sosial emosional ini hal baru bagi saya. Tetapi setelah saya mempelajari pada modul 2.2 ini saya mengetahui ternyata pembelajaran sosial emosional ini sering dilakukan ldi lingkungan sekolah terkhusus proses kegiatan belajar mengajar walaupun itu belum maksimal pelaksanaannya.

Ada 3 hal yang bisa dilakukan dalam mengimplementasikan Pembelajaran Sosial Emosional kepada peserta didik yaitu:

  • Pengajaran Eksplisit
  • Integrasi Praktek Mengajar Guru
  • Kurikulum Akademik/Penciptaan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah
  • Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah

Sebagai seorang guru, kita juga sering dihadapkan dengan beragam masalah, baik itu masalah dari murid, rekan kerja, orang tua, atasan, atau pun masalah yang timbul dari banyaknya tuntutan pekerjaan yang membuat guru menjadi tertekan. Keadaan seperti ini tentunya akan mengganggu proses pembelajaran di kelas. Kontrol emosi menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sesuatu yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Dalam berkesadaran penuh, seorang guru dapat mengelola konflik, mengelola stress, mengetahui cara berinteraksi dengan orang lain, mengetahui cara untuk memahami diri sendiri, merasakan dan mengenali pikiran, perasaan dan lingkungannya. Dengan memahami  emosi  diri  maka  akan  membantu  kita  untuk  dapat merespon terhadap kondisi yang sedang dialami secara tepat, merespon secara lebih baik. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada wellbeing diri tetapi dapat juga membantu menjadi role model bagi murid-muridnya.

2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

  • Pendidikan bukan hanya proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan namun pada dasarnya bagaimana kita seorang guru dapat menuntun anak menemukan kodratnya, karakter dan budi pekerti. Untuk dapat menumbuh kembangkan bakat dan keterampilan peserta didik stersebut harus di latih dengan berbagai kegiatan, agar bakat dan keterampilan yang mereka miliki dapat secara maksimal di kembangkan. Karena pada dasarnya sekolah adalah tempat membentukan bakat dan ketermpilan peserta didik.

Pembelajaran Sosial Emosional adalah pembelajaran berbasis keterampilan dalam mendidik yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah  dan  memiliki  kemampuan  memecahkan masalah.Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional penting diberikan kepada anak didik agar mereka mampu bertahan dan sekaligus dapat mengatasi setiap permasalahan sosial emosional yang dialaminya. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara latihan berkesadaran penuh (mindfulness).

  • Pembelajaran  Sosial  dan  Emosional  adalah  pembelajaran  yang  dilakukan  secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.Pembelajaran sosial dan emosional menurut kerangka CASEL bertujuan untuk mengembangkan 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE), di antaranya adalah:

1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi

(kesadaran diri)

2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)

3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)

5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Dampak  dari  keberhasilan  dalam  penerapan  KSE  (Kompetensi  Sosial  Emosional) tersebut tidak hanya pada kesuksesan diri seseorang dalam akademik yang lebih baik namun juga memberikan fondasi yang kuat bagi seseorang untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik.Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat dilakukan dengan cara:

1. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit

2. Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid

3. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah (budaya sekolah) terhadap murid

3. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah:

Well being adalah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Untuk  meningkatkan  kompetensi  akademik  maupun  kesejahteraan  psikologis  (well-being), perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah adalah:

1. Bagi Murid

Dalam proses pembelajaran hendaknya guru juga memasukan pembelajaran sosial-emosional. Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran Sosial Emosional adalah pembelajaran berbasis keterampilan dalam mendidik yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah dan memiliki kemampuan memecahkan masalah. Guru mendidik  dengan menciptakan karakter positif dan selalu bertutur ramah pada murid sehingga mereka merasa  nyaman dan bahagia dalam  menerima pembelajaran  yang  diberikan  guru,  serta  merasa  terlindungi  oleh  guru  dalam  lingkungan pembelajaran maupun lingkungan sekolah.

Adapun gambaran integrasi KSE dalam 3 bagian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu:

 Pembukaan hangat

Memberikan kesempatan pada murid untuk berbicara, mendengarkan aktif, memungkinkan interaksi, menciptakan rasa memiliki, dapat menumbuhkan salah satu kompetensi sosial dan emosional

 Kegiatan inti yang melibatkan

Melakukan diskusi akademik, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, refleksi diri dan penilaian diri, pemberian suara dan pilihan.

 Penutupan optimistik

Melakukan refleksi, apresiasi, dan cara-cara positif lainnya untuk memperkuat pembelajaran.

2. Bagi Teman-Teman Sejawat

Berikut  langkah-langkah  yang  dapat  dilakukan  untuk  memperkuat  pembelajaran  sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah:

 Memodelkan (menjadi teladan)

Mendukung pendidik dan tenaga kependidikan dalam memodelkan kompetensi dan pola pikir di seluruh komunitas sekolah dengan murid, keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama lain. Ini dapat meliputi

1.  Menerapkan kompetensi sosial emosional dalam peran dan tugas.

2.  Menciptakan budaya mengapresiasi.

3.  Menunjukkan kepedulian.

 Belajar

Pendidik dan tenaga kependidikan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi dan mengembangkan  kapasitas  untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional. Kegiatan ini dapat meliputi:

  • Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi.
  • Berkolaborasi di tempat kerja.
  • Mempelajari kemungkinan adanya bias terkait dengan literasi budaya
  • Mengembangkan pola pikir bertumbuh
  • Memahami tahapan perkembangan murid
  • Meluangkan waktu untu melakukan self-care
  • Mengagendakan sesi berbagi praktik baik

Berkolaborasi

Menciptakan struktur berbentuk komunitas pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah. Kegiatan dapat meliputi:

  • Membuat kesepakatan bersama-sama
  • Membuat komunitas belajar professional
  • Membuat sistem mentoring rekan sejawat
  • Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru

Koneksi antar tiap  modul

 

Pembelajaran sosial emosional ini sangat berhubungan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana kita sebagai seorang pendidik harus dapat melihat kodrat zaman dan  kodrat alam peserta didik dengan cara menerapkan pembelajaran sosial emosional dapat kita mengetahui kebutuhan siswa sehingga dapat menuntun mereka sesuai bakat dan minat murid. Penerapan KSE ini juga keterkaitan dengan visi dan peran guru penggerak sebagai agen perubahan terutama pada perubahan budaya positif disekolah dengan penerapan pembelajaran yang berdiferensiasi dan menerapkan KSE pada proses kegitan belajar di sekolah dengan tetap memfokuskan pada kebutuhan belajar murid sehingga dapat melahirkan generasi yang berkarakter profil pelajar pancasila


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun