Pada saat bel istirahat berbunyi, saya langsung meninggalkan ruang kelas menuju kantin sekolah untuk membeli jus jambu. Kantin tampak ramai dipenuhi anak-anak dan saya pun hanya memperhatikan apa saja yang dibeli dan juga memperhatikan interaksi antara pemilik kantin dengan anak-anak yang sedang membeli jajan.Â
Cukup mengejutkan karena ternyata ada beberapa anak yang jajan dengan cara berhutang. Saya melihat pemilik kantin mencatat nama dan jumlah jajanan. Melihat kejadian tidak wajar ini, dengan herannya saya berkata, " Loh kok  anak-anak pada ngutang?" kemudian pemilik kantin menjawab, " Iya nih, bu guru  jadi pada kebiasaan ngutang." Anak-anak itu hanya senyum-senyum saja kemudian bermain dengan teman-temannya. "Seharusnya jangan dibiasain ngutang!." lanjut saya sambil membayar jus jambu yang saya beli.
Sebuah fenomena menarik dan menjadi pertanyaan besar bagi saya dari kejadian di kantin sekolah. Â Mengapa anak-anak ini menjadi terbiasa berhutang? Â Melihat jajanan yang mereka beli, hanya makanan ringan, permen, dan mainan anak-anak, saya kira mungkin mereka sudah sarapan di rumah dan hanya iseng jajan bersama temannya, Â sebelum bel sekolah berbunyi serta ditambah dengan adanya kesempatan boleh berhutang, yang membuat mereka tidak lagi memikirkan mengenai uang untuk membayarnya.
 LITERASI EKONOMIÂ
Fenomena anak jajan dengan cara berhutang merupakan masalah yang sangat serius, untuk itu sekolah dan keluarga memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman literasi ekonomi kepada siswa SD. Literasi ekonomi adalah sebuah pengetahuan ekonomi yang terkait dengan tingkah laku seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya. Salah satu contoh dari literasi ekonomi adalah lebih mengutamakan kebutuhan dari pada keinginan.
Literasi atau sebuah pemahaman ekonomi dinilai perlu diberikan kepada siswa SD. Hal tersebut dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari siswa melakukan kegiatan ekonomi. Beberapa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh siswa adalah menggunakan uang saku untuk keperluan jajan atau keperluan lainnya seperti membeli buku maupun menyisihkan sebagian uangnya untuk menabung..Pemahaman literasi ekonomi ini, bisa diberikan di sekolah melalui mata pelajaran IPS dan di lingkungan keluarga melalui pembiasaan mengelola keuangan yang dilakukan oleh orang tua.
Kecerdasan finansial adalah kemampuan untuk mengelola harta/sumber daya mccyang dimiliki individu secara baik dan benar. Kecerdasan finansial merupakan proses pembelajaran pengendalian diri, sehingga akan berpengaruh pada perilaku mandiri dan pola pikir bijaksana pada usia dewasa. Ada beberapa yang bisa dilakukan oleh orang tua dan pendidik untuk menumbuhkan kecerdasan finansial pada anak, yaitu :
Â
1. Berikan pemahaman mengenai  uang
Pemahaman bahwa sumber rizki kita satu-satunya dari Allah dengan segala ketetapanNya. Menanamkan uang dan harta bukan tujuan hidup di dunia. Uang dan harta itu hanya sarana agar hidup kita semakin dekat kepada Allah dan salah satu cara menggapai ridho Allah untuk kemudahan beribadah, misalnya haji dan umrah, berinfak. shadaqah,  zakat,  berdakwah dan bermanfaat untuk keluarga dan orang lain. Mengenalkan  bentuk uang (koin dan kertas, besar dan kecil), warnanya, nilainya, dan kegunaannya.  Bandingkan harga beberapa merek barang sekaligus, dan beritahukan anak mengapa Anda memilih salah satunya. Bisa karena harga atau kualitasnya, hal ini bisa di ajarkan oleh guru pada pelajaran IPS melalui demonstrasi jual beli dan mengenalkan uang.
2. Pemahaman mengenai bekerja
Pemahaman mengenai bekerja juga harus dirubah. Bekerja bukan untuk mencari uang. Tetapi bekerja adalah menciptakan nilai tambah yang bermanfaat bagi semua pihak. Untuk mendapatkan penghasilan berupa uang, sesorang harus berikhtiar dan berusaha melalui bekerja.
3. Pemahaman  tentang berbagai kebutuhan sehari-hari .
Pemahamana tentang kebutuhan pokok atau kebutuhan primer yang sifatnya harus dipenuhi, dibandingkan kebutuhan sekunder.
4. Pemahaman mengenai perbedaan keinginan dan kebutuhan.
Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi, ada atau tidak ada uang. Misalnya, kebutuhan makan.
Sedangkan keinginan adalah sesuatu yang pemenuhannya bisa ditunda, tidak harus sekarang. Oleh karena itu, jika anak menangis meminta dibelikan sesuatu, pahami terlebih dahulu apakah itu kebutuhan atau hanya keinginan.
5. Menabung dengan kerelaan.
Kegiatan menabung adalah kegiatan yang ditujukan untuk suatu hasil dimasa depan. Agar bisa menarik bagi anak-anak, menabung harus bisa membuat hidup anak-anak lebih baik dan bisa mewujudkan tujuan keuangannya misalnya, "Jika kamu menabung, enam bulan lagi kamu bisa membeli sepeda baru?", demikian anak akan dengan suka cita menabung untuk memenuhi keinginannya..
6. Orang Tua dan pendidik sebagai teladan.
cara terbaik untuk mengajarkan uang kepada anak-anak adalah dengan menjalani hidup dimana uang digunakan dengan tepat dan selalu memberikan teladan yang baik tentang penggunaan uang.
7. Berikan apresiasi  setiap kali dia menunjukkan kecerdasan finansial. Misalnya, berikan pujian ketika dia menabung uangnya, atau berikan uang saku tambahan ketika di akhir minggu ternyata ia masih punya sisa uang saku.
Â
Literasi ekonomi untuk menumbuhkan kecerdasan finansial bisa dimulai sejak dini. Terutama jika anak sudah minta dibelikan sesuatu, artinya anak sudah mengerti tentang uang. Sehingga mulai dapat distimulasi kecerdasan finansialnya. Saat anak beranjak di bangku sekolah, yang terpenting adalah menanamkan jiwa entrepreneurship. Apabila anak menginginkan sesuatu tidak harus beli tapi bisa dicoba untuk membuatnya sendiri bersama orang tua.
Kunci utama dari keberhasilan menanamkan literasi ekonomi sebagai solusi jitu menumbuhkan kecerdasan anak adalah adanya teladan orang tua dan pendidik. Siswa harus belajar dan dapat mengendalikan diri dalam memilah mana yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Melalui contoh akan lebih mudah bagi anak untuk memahami dan menerapkannya.
Pada konteks siswa SD maka siswa bisa diberikan pemahaman untuk mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, menyisihkan sebagian uang saku untuk ditabung atau keperluan lain dalam menunjang pendidikannya. Ketika siswa sudah memahami literasi ekonomi, maka siswa diharapkan mampu untuk mengelola keuangannya. Artinya bahwa siswa mampu membuat sebuah keputusan yang sifatnya memenuhi kebutuhan bukan memenuhi keinginan dengan demikian literasi ekonomi mampu menjadisolusi jitu untuk menumbuhkan keceradan finansial pada siswa.
Â
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI