Muhammadiyah periode 2022-2027. Haedar menjadi ketua umum, sementara Mu'ti menjadi sekretaris umum.
PROF. Haedar Nashir dan Prof. Abdul Mu'ti terpilih memimpin Pimpinan Pusat
Jabatan yang sama juga telah diamanahkan kepada keduanya, dengan posisi yang sama juga, pada periode 2015-2020 mengalami perpanjangan masa jabatan lebih dari dua, karena muktamar ditunda akibat pandemi Covid-19.
Haedar dan Mu'ti kembali ditetapkan pada jabatan tersebut, setelah peserta Rapat Pleno VIII Muktamar Muhammaiyah ke-48, Ahad (20/11), di Surakarta. Proses penetapannya lebih maju tiga jam dari jadwal, karena waktunya menjadi efektif dan efesien akibat penggunaan e-voting dalam pemungutan suara.
Pemungutan suara untuk memilih 13 orang pimpinan pusat, dilaksanakan pada Sabtu (19/11), dimulai pukul 19.52 WIB dan selesai pukul 23.45 WIB, dengan jumlah suara 2.519.
Begitu mendapat informasi, pleno muktamar memutuskan Haedar dan Mu'ti kembali jadi pimpinan umum, warga Muhammadiyah pun menyatakan rasa syukur mendalam, karena prosesinya berjalan dengan baik. Warga Muhammadiyah memang sudah dewasa dalam berdemokrasi, dan mampu melakukan suksesi kepemimpinan dengan sejuk.
Suksesi juga berlangsung dengan baik di lingkungan Aisyiyah, organisasi otonom yang pelaksanaan muktamarnya sama dengan Muhammadiyah.
Pada sidang plenonya yang kesepuluh, peserta mukyamar pun menetapkan Salmah Orbaniyah menjadi ketua umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah Periode 2022-2027. Selain itu, telah ditetapkan pula Tri Hastuti Nur Rochimah sebagai sekretaris umum.
Haedar menyebut, seiring dengan arus perkembangan zaman, Muhammadiyah, Aisyiyah, dan segenap organisasi otonomnya berhadapan dengan banyak tantangan. Namun sebagai organisasi yang dalam kepemimpinannya mengedepankan kolektif kolegial, Muhammadiyah diyakin akan mampu bertahap dan terus meluaskan sayap organisasi dan amal usaha.
Terkait dengan siasat Muhammadiyah menghadapi pekembangan zaman, sesungguhnya pada Sidang Pleno II Muktamar yang dilaksanakan di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehari sebelumnya, telah diputuskan tujuh langkah strategis Muhammadiyah ke depan.
Tujuh agenda itu, menurut Haedar sebagaimana dirilis laman resmi muhammadiyah.or.id, menjadi agenda penting bagi Muhammadiyah, karena terkait dengan kekuatan strategis Muhammadiyah dalam memajukan bangsa Indonesia dan umat Islam.
Langkah-langkah strategis itu meliputi:
1. Peneguhan paham keislaman dan ideologi Muhammadiyah.
2. Penguatan dan penyebarluasan pandangan Islam berkemajuan.
3. Memperkuat dan memperluas basis umat di akar-rumput.
4. Mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) unggulan dan kekuatan ekonomi
5. Berdakwah bagi milenial, generasi Z, dan generasi alpha
6. Reformasi kaderisasi dan diaspora kader ke berbagai lingkungan dan bidang kehidupan
7. Digitalisasi dan intensitas internasionalisasi Muhammadiyah
Banyak pihak berharap, Muhammadiyah akan terus tumbuh menjadi persyarikatan yang kuat, meneguhkan ideologi dan menempatkan posisinya sebagai gerakan reformasi (tajdid) dalam berbagai lini kehidupan.
Dalam tataran ideologis, misalnya, Muhammadiyah telah punya banyak acuan yang kesemuanya bersumber dari Alquran dan Sunnah. Tinggal lagi bagaimana mengaplikasikannya hingga ke semua lini kehidupan warga Muhammadiyah.
Tatanan acuan itu meliputi Manhaj Tarjih, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, Dakwah Kultural, Pernyataan Abad Kedua, Negara Pancasila Darul Ahdi Wa Syahadah, dan lain-lain.
Semoga sukses. Selamat buat seluruh warga Muhammadiyah, salam dan doa semoga sukses untuk pimpinan terpilih.(musriadi musanif)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H