Kiprah internasional Perguruan Diniyyah Puteri, sebagaimana yang diharapkan Walikota Fadly, di bawah kepemimpinan Fauziah terus ditingkatkan. Kini, puluhan kerjasama dengan berbagai universitas di dunia telah dilakukan, sejak dari Australia hingga Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Jepang, Finlandia, Mesir, Maroko, Amerika Serikat, dan belasan negara lainnya di lima benua.
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan El-Muhammady mengagakan, Diniyyah Puteri tetap berkomitmen untuk menciptakan tenaga pendidik, teknokrat, politisi, pengusaha, dan ilmuwan perempuan tanpa melakukan dikotomi terhadap ilmu pengetahuan.
Untuk mewujudkan impian besar itu, ujarnya, Diniyyah Puteri telah melakukan berbagai inovasi dan kerja keras, di antaranya dengan menerapkan QUBA Curriculum di semua lembaga pendidikan yang diasuh, sejak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi.
QUBA Curriculum adalah kurikulum berbasis Quran, Sunnah, Qalbu, Brain, dan Attitude. Fasilitas pendukungnya adalah divisi-divisi otonom, Â studi komparatif yang sudah mencapai 28 negara, 48 jenis program ekskul, dan sarana pendidikan yang cukup.
Menurutnya, Rahmah yang mendirikan Diniyyah Puteri ketika masih berusia 23 tahun, memiliki komitmen kuat dan berkontribusi besar untuk kejayaan bangsa ini, sejak dari masa penjajahan sampai kepada perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
''Kiprahnya nyata dalam perjuangan kemerdekaan, mengajarkan toleransi, mendukung Sumpah Pemuda 1928, mendirikan dan memimpin Batalyon Merapi, orang yang pertama mengibarkan bendera Merah Putih di Kota Padang Panjang, doktor pertama dari Universitas Al-Azhar Kairo, inisiator wanita kuliah di Al-Azhar, dan sebagainya,'' katanya.(MUSRIADI MUSANIF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H