Sebagai jaringan Bengkel, maka harus "ready" 24 jam dihubungi oleh petugas tol. Dan harus diselesaikan hanya satu hari. Kerenlah pelayanan tol. Setelah hitungan-hitungan, tali kopling sekitar 1,7 juta dan upahnya 1,5 juta, sayapun mulai mengikuti proses yang paling mendebarkan.Â
Ternyata tali kopling Neng Eva harus membongkar "setengah mesin". Hampir 6 jam membukanya. Dan hanya 2 jam untuk memasangnya kembali. Sayapun "rela" dengan waktu untuk membongkarnya dengan upah sebesar itu.Â
Kedua. Ketika akhir tahun 2022. Ketika liburan ke Pulau Pahawang (Lampung). Baru saja hendak masuk ke Bayung Lincir (60 km dari Jambi), masuk lubang kemudian menghentak mesin. Oli kemudian bocor. Disebabkan akhir tahun, banyak tukang bengkel liburan natal, Sempat semalaman karena harus mematri lubang yang bocor, namun kemudian dapat diperbaiki. Selain itu, relatif sama sekali tidak dirasakan kerusakan berarti.Â
Sehingga Neng Eva memang layak untuk Keluarga besar, untuk mobilitas keluar kota ataupun kendaraan sehari-hari. Sayapun kemudian teringat pepatah orang tua. "Kalah membeli. Menang Memakai".Â
Sejak membeli tahun 2012 hingga kini kendaraan Masih digunakan dengan baik, rasanya pepatah itu Masih relevan digunakan. Dan hingga kini sama sekali tidak ada pemikiran untuk menggantinya.Â
Eh, yang Masih menjadi perdebatan dikeluarga, apakah saya dikatakan kolot apabila saya menggunakan slogan "Orisinil of Art". Saya sama sekali tidak pernah mengganti apapun. Peleknya Masih standar dari bawaan. Bahkan interior termasuk Tapenya masih bawaan pabrik. Belum ada sama sekali untuk mengganti ataupun "up grade".Â
Apakah ada yang setuju dengan slogan saya ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H