Saat saya berusia seperti mereka, hidup saya masih hura-hura. Sibuk memikirkan bagaimana "mencuri" waktu, mengakali matakuliah agar tetap mendaki gunung.
Atau touring ramai-ramai nonton cross hingga ke Lubuk Linggau atau ke Solok. Dunia yang masih ramai-ramai nongkrong sembari bergadang kumpul dengan kawan-kawan seusianya.
Malam minggu merupakan malam istimewa bagi muda-mudi, malam bersuka cita, hura-hura bahkan menikmati pesta malam minggu yang istimewa.
Mereka adalah orang gila. Yang berfikir melampau zaman. Yang membangun jalan sendiri. Sepi. Sendiri. Tanpa harus menerima puja-puji.
Setiap malam minggu. Disaat muda-mudi menikmati gemerlap lampu ibukota, mereka menggelar buku. Berjejer-jejer. Persis pedagang asongan.
Entah apa yang menjadi motivasi yang kuat hingga mereka melakukannya. Namun yang kutahu pasti. Mereka hanya berkeinginan agar buku yang dibaca membuka tentang dunia. Cakrawala berfikir untuk mengetahui peradaban
Kisah tentang orang gila di Indonesia memang begitu banyak. Dia hidup disekitar kita.
Dan berbahagialah kita yang dapat menikmati kegilaan anak muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H