Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Logika Teroris

12 Desember 2016   22:13 Diperbarui: 12 Desember 2016   22:36 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Publik kemudian “kaget” dengan kelompok Bom Bali I. Dengan latarbelakangi veteran Afganistan, jaringan teroris mereka sudah menjadi jaringan global yang disebut-disebut bagian dari Al Qaeda.

Dengan kemampuan itulah, maka misteri terhadap “peristiwa” kemudian membuka mata Indonesia. Kemampuan “merakit” bom adalah keahlian yang tidak bisa diremehkan walaupun mereka berasal dari pesantren kecil di Jawa.

Kemampuan itu tidak boleh diremehkan dengan melihat penampilan dari pelaku. Itu pelajaran yang disampaikan oleh Ali Gufron ketika “mempresentasikan” perakitan bom yang mempunyai daya ledak luarbiasa.” Begitu juga kesaksian Nasir Abbas, Anggota Jamaah Islamiyah yang terlibat serangkaian teror bom di Indonesia seperti bom di Kedutaan Australia dan di Hotel JW Marriot.

Ali Imron menceritakan pengalamannya saat terlibat pengeboman di Bali tahun 2002. "Yang saya lakukan dulu itu bukan jihad. Itu jihad yang lebih banyak mudaratnya”. Ali Imron dan Nasir Abbas kemudian membantu Indonesia untuk mengungkapkan scenario teroris.

Yang pasti, saya tidak mempertaruhkan masa depan anak-anak saya dengan kejadian seperti di Syria, Lebanon.

Jadi. Meremehkan kemampuan para teroris dengan kehidupan sehari-hari memberikan peluang terjadinya teroris. Dan itu yang diinginkan oleh teroris yang menganggap Indonesia sebagai surga tumbuhnya terorisme.

Dan tugas kita bersama untuk melawan teroris untuk menghancurkan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun