Rasa kemanusiaan tidak terpatri ketika melihat saudara sedarah-sebangsa dan setanah air mengalami nasib yang sama.
Sikap ambigu kemudian memunculkan diksi. Apakah kita mendukung Rohingya dan Palestina berangkat dari rasa kemanusiaan dan solidaritas kemanusiaan. Kalo kita mempunya energi mendukung Rohingya dan palestina, maka energi sama juga kita kerahkan untuk memperjuangkan nasib pengungsi Timtim dan pengungkapan kasus simpang V di Aceh.
Namun apabila kita hanya punya energi untuk mengurusi Palestina dan Rohingya sementara kita abai dengan nasib pengungsi Timtim dan kasus Simpang V di Aceh.
Sudah tepat diksi Ambigu dilekatkan dengan diri kita. Atau kita hanya melihat dukungan kepada Palestina dan Rohingya dari sudut politik. Tanpa adanya rasa kemanusiaan kepada nasib pengungsi Timtim dan Simpang Aceh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H