Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Membaca Strategi Anas

9 Januari 2014   12:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389257952591369333

Ketiga. Strategi mempersoalkan kalimat didalam surat panggilan meruapakan strategi yang kurang strategis. Selain memang tidak bermasalah dilihat dari KUHAP, pertanyaan itu bisa disampaikan ketika didalam pemeriksaannya di KPK.

Keempat. Pernyataan juru bicara AU mengenai kedatangan BW ke Cikeas selain kontraproduktif juga akan memberikan penilaian tersendiri kepada AU. AU dianggap "tokoh yang paling pengecut" dalam pemeriksaan di KPK. Publik akan terus mengingatnya.

Kelima. Strategi mempersoalkan kalimat didalam surat pemanggilan dan pernyataan BW di Cikeas meruapakan interpretasi yang tidak mendidik di tengah masyarakat.

Keenam. Ada upaya yang serius yang tengah digalang oleh AU dan kelompoknya untuk menggiring dari persoalan hukum menjadi persoalan politik.

Dengan menggiring persoalan hukum, selain memang bukan dunia AU, AU juga sadar dan berhitung apabila proses hukum semakin menggelinding, maka AU akan kalah telak.

Maka AU kemudian memindahkan persoalan hukum menjadi "panggung politik", dunia yang sangat dikuasai oleh AU.

Tanda-tandanya sudah kelihatan. Bagaimana upaya yang sangat sistematis dengan tidak "mempersiapkan dalil-dalil bantahan secara hukum", memperlihatkan seakan-akan "korban dari Partai Demokrat", mengirim peluru "fitnah" terhadap BW, dan komisioner lainnya yang kebetulan pernah menjadi KAJATI Jawa Timur dan tetap menampilkan wajah yang cool dan tenang menghadapi proses hukum.

Strategi ini mengingatkan serial novel Silat Kho Ping Ho yang mengeluarkan jurus "mabuk". Jurus yang digunakan ketika berbagai jurus sudah dikeluarkan, namun dengan sekali tepok, sang jurus mabuk malah terpental.

Namun AU dan tim-nya lupa. KPK yang "digawangi" tokoh yang mumpuni. Ada Abraham Samad (AS) yang terkenal "petarung" tangguh. Belum lagi dibentengi oleh Bambang Widjajanto yang malang melintang di dunia gerakan di LSM.

Menghadapi kedua orang yang sudah terbukti "melewati" zaman sulit di rezim orde Soeharto, AU saja sudah kesulitan. Apalagi kedua tokoh ini "diberi Kewenangan" yang luar biasa di KPK.

Maka strategi jurus mabuk dari AU dan kelompoknya hanya menghadapi AS akan mudah dikalahkan. AS sudah terbukti "handal" menghadapi dalam kasus Kakorlantas. Sebuah kasus yang cukup pelik menghadapi pendukung di Mabes Kepolisian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun