Mohon tunggu...
muspitasari
muspitasari Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi tanaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.1

14 September 2022   00:15 Diperbarui: 4 Januari 2024   12:44 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C)

Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran.

Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:

  • Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?
  • Selama dua minggu ini, materi yang kami bahas dalam program guru penggerak ini tentang Pemikiran -- Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan, menurut beliau pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi -- tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.  Kekuatan kodrat yang dimemiliki sesuai dengan kodrat alam sosial budaya setempat sedangkan kodrat zaman menekankan kemampuan anak dalam keterampilan abad 21.selain itu dalam pemikiran KHD juga menekan budi pekerti anak yang mana menciptakan keselarasan dalam cipta (kognitif), karsa (afektif) dan karya (keterampilan). Peran saya sebagai calon guru penggerak mewujudkan pembelajaran yang bermakna, menuntun anak dalam menggali potensi baik bakat dan minat untuk mencapai tujuan pendidikan yang berguna bagi dirinya sebagai manusia dan juga masyarakat sosialnya.

  • Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?
  • Kurikulum merdeka saat ini selaras dengan buah pemikiran ki hajar dewantara. Sebelum ini kurikulum 2013 atau disebut juga dengan kurikulum kompetensi merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan karakter dan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi berupa hasil belajar yang harus dicapai siswa, sedangkan pada Kurikulum merdeka tidak dituntut dalam penguasaan dalam kompetensi tetapi tujuan pembelajaran yang ditonjolkan pada murid yaitu pembelajaran yang sesuai dengan potensi murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi -- tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
  • Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?

KHD mengangkat bahwa kita harus memanusiakan manusia, dalam pembelajaran yang sebelumnya yang mana saya lebih memaksakan materi harus diselesaikan, sehingga pembelajaran yang saya ajarkan menjadi kurang bermakna bagi sebagian siswa. Dari yang sudah saya pelajari dalam modul 1.1, peran guru harusnya "menuntun" bukan memaksakan , tetapi tetap dikontrol agar tidak kehilangan arah dan membahayakan dinya. Menuntun anak dalam menggali potensi bakat dan minatnya, menuntun anak dalam memilih proses pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sekarang ini.

  • Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi di modul 1.1?
  • Setelah mempelajari modul ini, hal yang utama yang harus saya rubah yaitu pembelajaran yang disampaikan harus berpusat pada anak. Saya bukanlah  sumber belajar utama yang mereka perlukan, ada banyak sumber belajar lainnya, guru menuntun siswa dalam memilih sumber belajar lainnya. Saya pun harus memberi ruang yang lebih banyak untuk mereka berdiskusi, sehingga ada ketertarikan materi yang sudah dipelajari. Mengingat materi fisika yang notabene kebanyakan siswa bilang sulit, kertarikan terhadap materi ini  bisa motivasi siswa dalam mempelajari akan lebih bersemangat. Begitu juga dengan saya harus mencoba berbagai metode/  model lainnya yang menarik dan berpusat pada siswa. Kemudian perilaku saya memberikan hukuman agar memberikan efek jera, seharusnya guru bukan memberikan hukuman tetapi menuntun/ memberi contoh siswa untuk lebih berperilaku positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun