Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Adha, Napak Tilas Ibrahim-Ismail dan Pelajaran yang Bisa Dipetik

13 September 2016   05:21 Diperbarui: 13 September 2016   06:44 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran yang bisa dipetik

Hari raya Idul Adha yang dirayakan kemarin dengan salat dua rakaat, mendengarkan khutbah, dan melakukan penyembelihan kurban, merupakan refleksi dari kesalehan individual. 

Pelajaran yang bisa dipetik dari Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar, pertama, ketaatan kepada Allah mengalahkan segalanya.  Apapun yang diperintahkan oleh Allah dilaksanakan dengan penuh ketaatan.

Kedua, kesabaran.  Perintah Allah dilaksanakan dengan sabar.  Allah menyebutkan di dalam Alqur’an “fasabrun jamiil wallahul musta’anu maa tashifuun” (sabar adalah perbuatan yang indah dan Allah akan menolong mereka yang bersifat sabar).

Ketiga, pengorbanan.  Keberanian Ibrahim melaksanakan perintah Allah dan kesediaan Ismail untuk disembelih dan kerelaan Siti Hajar mengabulkan permintaan suaminya untuk menyembelih putra kesayangannya yang semata wayang merupakan pengorbanan luar biasa yang tidak ada bandingannya.  Itu sebabnya peristiwa tersebut diabadikan dan dimuat dalam Alqur’an untuk diamalkan dalam bentuk penyembelihan hewan qurban yang dilaksanakan pada 10, 11 dan 12 dalam bulan Zulhijjah yang disebut ayyamuttasyriiq.  

Pelajaran yang amat penting untuk diteladani dalam napas tilas Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar bahwa  manusia harus taat kepada Allah.  Wujudnya dengan mengamalkan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang. 

Selain itu, dalam hidup ini banyak tantangan, godaan dan hambatan, maka dalam mengamalkan perintah Allah dan menjauhi larangannya, setiap orang harus sabar.  Tidak mungkin sesuatu bisa dijalani dengan baik, jika tidak ada kesabaran.  Sabar merupakan pilar untuk sukses di dalam hidup.  Walaupun sulit, tetapi harus dilakukan dalam menjalani kehidupan sesuai perintah Allah supaya selamat di dunia dan di akhirat.    

Terakhir, tidak ada kemuliaan dan kesuksesan tanpa pengorbanan.  Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta Siti Hajar telah memberi contoh cara untuk meraih kemulian dan keselamatan dunia dan akhirat. Semoga kita bisa meneladaninya.  

Allahu a’lam bisshawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun