Dalam pertemuan tanggal 06 April 2016 tersebut, ada informasi yang menarik dalam dialog malam itu, Sjafrie Syamsoedin turun gunung menjadi bakal calon gubernur DKI atas permintaan Prabowo Subianto.Â
Mohamad Taufik, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, kemudian menggalang teman-teman untuk bertemu Pak Sjafrie. Masalah tersebut saya pernah tulis di Kompasiana, tetapi M. Idris Zaini, Ketua Umum Forum P2DKI dan M. Saleh Khalid memprotes karena pertemuan tersebut bersifat rahasia dan tidak untuk diberitakan media. Akhirnya tulisan itu saya hapus dan saya juga menyatakan mundur dari Forum P2DKI. Â
Pencalonan Pak Sjafrie menjadi Gubernur DKI Jakarta, saya kembali tulis karena berbagai media sudah memunculkan nama Pak Syafrie dan bahkan DPD Gerinda DKI Jakarta, sudah mengusulkan Pak Sjafrie menjadi bakal calon gubernur DKI dan Pak Sandiaga Uno menjadi bakal wakil gubernur DKI Jakarta.
Pertanyaannya, bagaimana respons publik terhadap Pak Sjafrie? Pertama, saya mulai dari keluarga sendiri. Saya tanya istri yang juga dari keluarga besar TNI, apa dia kenal Pak Sjafrie, Mantan Wakil Menteri Pertahanan RI? Â Dia jawab tidak kenal. Yang dia kenal Ahok dan Yusril.
Kedua, dalam berbagai ceramah saya di masyarakat, saya juga tanya apakah mereka kenal Pak Sjafrie Sjamsoeddin, Mantan Wakil Menteri Pertahanan RI, mereka tidak kenal.
Dalam pertarungan pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang begitu ketat dan semua kekuatan terlibat, faktor popularitas dan elektabilitas amat menentukan. Popularitas muncul karena dikenal secara luas oleh publik melalui kedekatan dengan masyarakat dan pemberitaan media.Â
Pertanyaan selanjutnya, apakah tim Pak Sjafrie mampu mendongkrak popularitas dan elektabilitas jagoan mereka untuk memenangkan DKI 1 tahun 2017?
Dalam politik, Â tidak ada yang tidak mungkin. Permasalahan paling krusial, apakah PDIP sebagai pemenang pemilu di DKI Jakarta dan di Indonesia, merelakan DKI 1 kepada Gerinda?
Allahu a’lam bisshawab Â
 Â
Â