Persoalanya, bagaimana menindaklanjuti berbagai MOU (Memorandum of Understanding) dari hasil lawatan Presiden Jokowi. Menurut saya, kementerian terkait dan kementerian Luar Negeri melalui para Duta Besar dan Konsul Jenderal di berbagai negara yang pernah dikunjungi Presiden Jokowi, suka tidak suka dan mau tidak mau harus menindaklanjutinya.Â
Oleh karena waktu tidak banyak dan program Nawacita banyak sekali yang harus diwujudkan, maka harus cepat direalisasikan berbagai MOU yang sudah ditandatangani. Jangan tunda pekerjaan hari ini ke hari esok.
Kelemahan birokrasi kita, lambat dan lamban. Kalau bisa ditunda, mengapa harus dikerjakan hari ini. Kalau bisa diperlambat, mengapa harus dipercepat.
Perinsip 'lebih cepat lebih baik' bisa dijadikan motto untuk mendorong kecepatan kerja seluruh aparat birokrasi dan seluruh bangsa Indonesia.
Kita hidup dalam persaingan antar bangsa yang luar biasa. Hanya mereka yang bisa menjemput bola, mampu memberi layanan yang prima serta bisa segera mewujudkan berbagai Nota Kesepahaman (MOU) yang sudah ditandatangani dengan cepat, mampu bangkit dan maju.
Bangsa Indonesia tidak boleh menjadi bangsa yang lelet, lambat, lemah, dan banyak berwacana tanpa kerja keras yang cerdas. Kalau hal itu dilakukan, maka Indonesia akan terus menjadi bangsa yang terkebelakang, lemah dan pasti akan terpinggirkan.Â
Semoga diplomasi ekonomi Presiden Jokowi ke Korea Selatan dan Rusia, serta lawatan ke negara-negara lainnya, dapat segera ditindaklanjuti untuk bangun Indonesia raya.
Allahu a’lam bisshawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H