[caption caption="Sumber: aktualpost.com"][/caption]Partai Keadilan Sosial (PKS) telah memecat kedua kader terbaiknya yaitu Fahri Hamzah (FH) dan Gamari Sutrisno (GS) dengan berbagai alasan yang sudah dikemukakan ke publik.
Fahri Hamzah saya sebut sebagai kader terbaik PKS. Pertama, pendiri PK dan PKS dan berjuang dari awal berdirinya partai dakwah bersama para kader lainnya untuk membesarkan PKS.
Kedua, telah menduduki berbagai posisi penting di DPR selama menjadi anggota DPR RI, terakhir sebelum di pecat menjadi Wakil Ketua DPR RI.
Ketiga, sebagai kader PKS dan anggota DPR telah menulis dan menerbitkan berbagai buku sebagai cara untuk mempromosikan PKS dan dirinya.
Keempat, Fahri Hamzah bersama Anis Matta dan para kader PKS berada di garda terdepan untuk menyelamatkan PKS dari kehancuran karena dihujat oleh publik, pada saat Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq (LHI) ditangkap KPK dan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan korupsi.
Kelima,Fahri Hamzah terpilih menjadi anggota DPR dari Daerah Pemilihan NTB sejak tahun 2004 selama tiga kali pemilihan umum tanpa terputus. Pada pemilu 2014, FH menjadi anggota DPR dari PKS yang terbesar perolehan suaranya.
Begitu pula Dr. Gamari Surisno, yang meraih gelar Ph.D dari Cornell University Amerika Serikat, mulai aktif di PKS melalui pengajian PKS di Kemang sekitar tahun 2007 yang diasuh Ustaz Anis Matta (mantan Presiden PKS) dan Ustaz Suswono (mantan Menteri Pertanian RI).
Pada pemilihan umum legislatif tahun 2009, Gamari Sutrisno di-endorse oleh Anis Matta menjadi calon anggota DPR dari kampung halamannya di Blora Jawa Tengah, dengan Daerah Pemilihan Jateng lll. Tujuannya untuk merebut satu kursi di DPR RI dari daerah “merah” yang secara historis selalu dikuasai para kader PDI Perjuangan.
Maka saya bisa katakan bahwa secara sosiologis, terpilihnya Gamari Sutrisno menjadi anggota DPR tahun 2009 maupun 2014 di Dapil Jateng lll bukan karena kehebatan kader PKS di daerah pemilihan tersebut, tetapi ketokohan Pak Gamari sebagai putra daerah yang sudah lama berinvestasi kebaikan di kampung halamannya.
Menurut informasi, para kader PKS di akar rumput (grass roots) di Dapil Jateng III tidak begitu “happy” dengan Pak Gamari. Pertama, kader inti PKS, mereka inginkan yang terpilih menjadi wakil mereka di DPR RI, karena sudah lama berjuang dan sudah banyak berkorban, tetapi selalu tidak terpilih dalam setiap pemilu legislatif. Akan tetapi, mereka tidak bisa melakukan move ke DPP PKS karena GS adalah sohibnya Anis Matta. Lengsernya Anis Matta menjadi momentum untuk melengserkan Gamari Sutrisno dari DPR RI.
Kedua, para kader PKS di grass roots, mereka maunya setiap bantuan ke konstituen (rakyat) dari GS harus melalui mereka, tidak boleh langsung ke rakyat. Tetapi GS langsung ke rakyat, walaupun selalu melibatkan para kader PKS. Alasan GS, kader PKS tidak bisa penetrasi ke kaum abangan, yang menjadi konstituennya dalam pemilu.