Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menteri Gaduh, Rizal Ramli Dipersalahkan

10 Maret 2016   07:29 Diperbarui: 10 Maret 2016   11:22 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, merubah budaya koruptif, dari mereka yang sedang berkuasa dari pusat sampai di daerah seluruh Indonesia, sangat sulit. 

Budaya korupsi yang belum berhasil dihapus dikalangan mereka yang sedang berkuasa ialah dagang kekuasaan.  Mereka yang sedang berkuasa, yang asalnya dari pedagang memperdagangkan kekuasaannya untuk mendapatkan kemudahan dan fasilitas dari berbagai proyek pemerintah.

Selain itu, mereka yang sedang berkuasa di parlemen dan di eksekutif, mengatur proyek-proyek pemerintah.   Melalui orang-orang kepercayaan di lapangan, proyek-proyek pemerintah dibagi-bagi dan mereka yang memiliki kekuasaan secara langsung mendapat komisi dalam jumlah yang besar tanpa bekerja.

Disamping itu, para pengusaha kroni memgusulkan berbagai proyek yang sesungguhnya tidak terlalu diperlukan dan tidak memberi manfaat besar bagi rakyat dan negara, tetapi dibangun untuk memenuhi usulan  pengusaha.  

Praktik semacam itu, sejak Orde Baru sampai di era Orde Reformasi masih berlangsung.

Investasi Asing dan Rizal Ramli

Investasi asing tidak ada seorangpun yang tidak menganggap penting dan diperlukan. Akan tetapi, kekayaan alam yang akan dieksplorasi oleh pihak asing haruslah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Rizal Ramli, mantan aktivis mahasiswa 77/78 yang pernah mendekam dipenjara, ekonom terkemuka Indonesia, saya sebagai sosiolog, memberi apresiasi yang tinggi karena masih terus memegang idealisme untuk membela kepentingan rakyat, bangsa dan negara.

Saya menyaksikan, beberapa teman yang pernah mendapat jabatan penting di pemerintahan, sesudah masuk ke dalam kekuasaan, larut atau setidak-tidaknya "diam" demi mengamankan kekuasaan yang sudah digenggam.

Rizal Ramli dari dalam kekuasaan, berani mengemukakan persoalan besar yang harus dikoreksi seperti perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia, pembelian pesawat, pembangunan Kilang Blok Masela dan lain-lain, yang kemudian dianggap menimbulkan kegaduhan.

Pada hal yang dikemukakan adalah masalah yang amat prinsipil dan substantif dan menjadi tujuan reformasi yang sudah dilupakan serta program Nawacita dan Tri Sakti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun