Pertanyaannya, bagaimana sebaiknya pers Indonesia memosisikan diri? Menurut saya, pers Indonesia bisa berperan ganda, menyebar-luaskan berbagai berita yang terjadi di masyarakat setiap saat, tetapi jangan hanya sisi negatifnya yang diberitakan, tetapi hikmat dibalik pristiwa yang terjadi, agar masyarakat mendapat pelajaran dari setiap periswa. Dalam memberitakan berbagai berita kriminal misalnya, harus dikemukakan mengapa mereka melakukan tindakan kriminal, dan tindakan yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi tindakan kriminal dan pada akhirnya menghilangkan perbuatan kriminal di dalam masyarakat.
Dalam setiap pemberitaan di media cetak, media elektronik dan media online, harus selalu menyisipkan berita yang bisa membuat masyarakat tetap optimis dalam menjalani kehidupan sebagai bangsa dan negara.
Kemampuan meramu berita sudah dimiliki para redaktur di berbagai perusahaan media, tetapi tidak mudah melawan kemauan pemilik (owner) media yang tidak hanya motif ekonomi, tetapi juga motif politik. Tidak jarang media yang dimiliki dijadikan sebagai sarana kampanye untuk kepentingan partai yang dipimpinnya.
Menghadapi masalah semacam itu, kekuatan masyarakat sangat diperlukan untuk meluruskan penyalah-gunaan media yang dimiliki dengan menggunakan kekuatan media sosial sebagai kekuatan alternatif seperti twitter, facebook, WhatsApp dan sebagainya untuk melawan penyalah-gunaan media untuk kepentingan pribadi, golongan dan sebagainya.
Saya yakin dan optimis kekuatan masyarakat bisa menjadi pengawal dan pengontrol pers supaya tidak hanya mengutamakan pragmatisme, tetapi juga menabur optimisme untuk merawat, memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan serta mendorong kemajuan seluruh bangsa Indonesia.
Allahu a’lam bisshawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H