Jauh sebelum PT Indofood ditunjuk menjadi penyandang dana dalam rangka CSR (Corporate Social Responsibility) pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Utan Kayu Utara, tim dari Universitas Ibnu Chaldun Jakarta yang saya pimpin telah turun ke lokasi yang direncanakan tempat dibangunnya RPTRA.
Dalam social mapping yang dilakukan tim Universitas Ibnu Chaldun dan pertemuan pertama dengan para tokoh masyarakat di kantor RW yang terletak disamping lapangan kosong – tempat akan dibangunnya RPTRA, saya selalu kagum semangat gotong-royong dan tembang Jawa yang mengiringi setiap pertemuan dan rembuk warga.
Setelah PT Indofood ditunjuk menjadi penyandang dana untuk pembangunan RPTRA Utan Kayu Utara, dan Universitas Ibnu Chaldun Jakarta tetap diberi kepercayaan melakukan social mapping di kelurahan Utan Kayu, tim UIC kembali melakukan pertemuan dan rembuk warga untuk memastikan bahwa warga mendukung pembangunan RPTRA di kawasan seluas kurang lebih 3.000 m2 yang terletak di perkampungan warga di keluaran Utan Kayu Utara.
Pertemuan atau rembuk warga berikutnya ialah pemaparan gambar bangunan RPTRA untuk mendapatkan masukan dari para tokoh masyarakat.
Semangat Gotong Royong dan Tembang Jawa
Dalam social mapping, pertemuan dan rembuk warga 1, 2 dan 3, terjadi dialog yang amat konstruktif. Saya mengagumi tim dari PT Indofood yang sangat responsive dan terbuka atas usulan warga mengenai desain bangunan RPTRA.
Disamping itu, saya memberi apresiasi kepada Lurah Utan Kayu Utara, yang selalu hadir dalam setiap pertemuan dan rembuk warga. Begitu pula Camat Matraman yang selalu mengirim utusan dan teristimewa Walikota Jakarta Timur melalui Sekretaris Kota (Sekot) yang secara berkala melakukan koordinasi untuk memastikan bahwa pembangunan RPTRA sesuai rencana dan mendapat dukungan serta partisipasi warga.
Bukan hanya itu, tetapi melalui pembangunan RPTRA dibuka jalan menuju lokasi tempat dibangunnya RPTRA. Koordinasi semua instansi terkait telah memungkinkan dibukanya akses jalan baru menuju lokasi pembangunan RPTRA dan kantor RW.
Semangat gotong-royong mewarnai perjalanan pembangunan RPTRA, teristimewa dari para tokoh dan warga kelurahan Utan Kayu Utara. Saya mengagumi dana mat tertarik, setiap pertemuan dan rembuk warga selalu disajikan makanan goreng dari tahu produk warga. Selain itu, minuman dan buah-buahan produk petani Indonesia.
Disamping itu, para tokoh masyarakat, ibu-ibu pengajian dan PKK selalu meramaikan pertemuan dengan aktif menyampaikan pertanyaan, harapan dan dukungan supaya pembangunan RPTRA segera dilaksanakan.
Hal yang cukup menarik bahwa menjelang dimulai rembuk warga dan setelah rembuk warga selalu diputar kaset tembang Jawa. Lagu-lagu Jawa selalu mengiringi setiap pertemuan dan rembuk warga di RW.
Walaupun saya bukan orang Jawa, tetapi saya mencoba memahami dan menyenangi lagu-lagu Jawa karena isteri saya dari etnis Jawa, maka sejak kawin tahun 1980, saya banyak bersentuhan dengan lagu-lagu Jawa dan budaya Jawa.
Salah satu keunggulan etnis Jawa ialah penanaman dan pembudayaan budaya Jawa mulai dari keluarga sampai dalam pergaulan di masyarakat.
Pemutaran lagu-lagu Jawa yang dikemukakan di atas, merupakan bentuk kecintaan mereka, yang kebetulan ketua RW dan para ketua RT, tokoh agama dan tokoh masyarakat di lingkungan kelurahan Utan Kayu Utara, mayoritas adalah dari etnis Jawa.
Allahu a’lam bisshawab
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H