Tanpa diduga, Sarah juga hamil dan lahir putera kedua yang diberi nama Ishaq.
Keturunan Abraham atau Nabi Ibrahim dari Ismail, mayoritas Muslim, sementara keturunan Abraham atau Nabi Ibrahim dari Ishaq, mayoritas agama Yahudi dan Nasrani.
Di dalam kitab Taurat (Torah), kitab Injil dan Alqur’an, Abraham atau Nabi Ibrahim digambarkan sebagai seorang leluhur yang diberkati oleh Allah. Orang-orang Yahudi menyebut "Bapa kami Abraham"), dan dijanjikan banyak hal yang besar.
Orang Yahudi, Kristen dan Islam menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel melalui anaknya nabi Ishaq; sementara orang Islam (Muslim) juga menganggapnya sebagai bapak bangsa Arab melalui anaknya nabi Ismail. Â Ibrahim (sekitar 1997-1822 SM) merupakan nabi dalam agama Samawi. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Khalil Allah (Kesayangan Allah). Selain itu ia bersama anaknya, Ismail terkenal sebagai pendiri baitullah. Ibrahim merupakan salah satu dari kelima nabi Ulul Azmi.
Ulu al-Azmi adalah sebuah gelar kenabian istimewa yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan khusus karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid. Dari 25 nabi yang wajib diketahui dalam agama Islam, terdapat 5 nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Gelar Ulul Azmi dijelaskan dalam Al Quran Surah Al-Ahqaf ayat 35 dan Surah Asy-Syura ayat 13. Di dalam Alqur’an, Nama Ibrahim disebut sebanyak 69 kali.
Bersama dalam Perbedaan
Berdasarkan fakta sejarah dan petunjuk dari Alqur’an, Taurat dan Injil, maka Nabi Ibrahim yang disebut penganut agama Nasrani dan agama Yahudi sebagai Abraham adalah bapak ketiga agama samawi (agama langit) yang diwahyukan Allah kepada para nabi dan rasul untuk disampaikan kepada umat.
Nurcholish Madjid, Cendekiawan Muslim terkemuka menyebut Nabi Ibrahim sebagai bapak agama-agama monoteisme. Oleh karena itu, perpecahan yang melahirkan konflik di Timur Tengah yang membawa api konflik di seluruh dunia termasuk di Indonesia, sejatinya dapat diatasi atau diredam.
Pertama, dialog. Melalui dialog bisa saling memahami dan mengetahui ajaran agama-agama masing-masing yang meruoakan agama samawi.
Kedua, silaturrahim. Para pemimpin agama harus sering silaturrahim. Melalui kegiatan silaturrahim, akan terbangun kedekatan dan saling pengertian.
Ketiga, membudayakan hidup bersama dalam perbedaan. Penganut agama samawi, banyak memiliki perbedaan dari aspek ajaran agama, sumber daya manusia penganut agama dan.