Ketiga, terus mengobarkan semangat juang. Setiap orang siapapun juga ada saatnya bersemangat, dan pada waktu tertentu, semangat juang meredup. Pada saat tersebut, perlu dan penting dikobarkan kembali semangat juang. Dengan demikian, konsistensi perjuangan bisa dipertahankan dan ditingkatkan.
Keempat, faktor lingkungan. Untuk tetap konsisten dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan, maka sangat dipengaruhi lingkungan sosial, teman bergaul, berkumpul, dan berdiskusi, bahkan teman hidup.
Seorang aktivis dan mantan pemimpin mahasiswa, sejatinya selalu berada dilingkungan masyarakat bawah yang seperti digambarkan Rizal Ramli di atas. Pemimpin sejati, selalu menginspirasi, memotivasi, memandu dan menggerakkan lingkungan di manapun berada. Bukan sebaliknya, dikendalikan oleh lingkungan tempat berada dan berkiprah.
Kelima, menjadikan hidup ini sarana pengabdian. Hidup ini tidak lama, dan akan sangat bermakna, dikenang dan dijadikan sebagai pelajaran dan teladan bagi generasi berikutnya, jika kita isi dengan banyak berbuat kebaikan terhadap sesasama.
Arena Perjuangan
Setiap orang bisa berjuang sesuai dengan kondisi masing-masing. Mereka yang berilmu dalam bidang apapun, bisa berjuang sepanjang hidupnya dengan mengamalkan ilmu yang dimiliki misalnya mengajar, berdakwah (mengajak untuk melakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang tidak baik dan dilarang Allah), menulis untuk menyebarkan semangat dan optimisme dalam hidup dan lain sebagainya.
Selain itu, mereka yang memiliki ilmu terapan dengan memiliki kepakaran memasak misalnya, juga bisa mengisi seluruh hidupnya dengan berjuang - mengajari banyak orang untuk bisa memasak yang enak. Melalui pengamalan ilmu memasak, akan diperoleh sekurang-kurangnya tiga hal. Pertama, akan memperoleh penghasilan (income) dari hasil mengajar untuk membiayai hidup dirinya dan keluarganya.
Kedua, memberi ilmu memasak kepada orang lain, berarti memperbanyak orang yang memiliki kepakaran memasak. Mereka yang sudah memiliki kepakaran, bisa bekerja pada orang lain atau membuka usaha sendiri.
Ketiga, meningkatkan dan memperbanyak manusia Indonesia yang memiliki kepakaran (skill) memasak.
Demikian juga dengan bidang-bidang lain yang diperlukan setiap orang, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, mesti banyak pakar yang bekerja dan memproduksi segala macam kebutuhan manusia.
Maka berjuang untuk kepentingan rakyat, tidak hanya dalam bidang politik, tetapi di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.