Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kiat Memperkuat Rupiah

25 Agustus 2015   05:50 Diperbarui: 25 Agustus 2015   07:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai sosiolog tentu prihatin kondisi yang dialami bangsa kita sehubungan terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang sempat menembus 1400 rupiah perdolar Amerika Serikat.

Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang membuat saya sedih dan prihatin dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Pertama, semakin bertambah banyak utang luar negeri kita, karena setiap penguatan dolar Amerika Serikat berarti bertambah utang luar negeri yang pada umumnya kita berutang dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Ini meningkatkan beban rakyat Indonesia karena utang harus dibayar oleh pemerintah, yang berarti mengurangi dana untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Kedua, semakin miskin rakyat Indonesia sebab kebutuhan pokok dan sekunder bangsa Indonesia diimpor sehingga kita mengalami defisit transaksi berjalan yang parah.  Akibatnya rupiah tertekan dan kebutuhan pokok meningkat harganya, sementara penghasilan rakyat tidak meningkat.  Jadi rakyat bawah semakin miskin dan menderita. 

Ketiga, meningkat pemutusan hubungan kerja (PHK) karena bahan baku untuk keperluan industri pada umumnya dari impor dan barang yang diimpor harus dibayar dengan dolar, sementara hasil produksi dijual dalam mata uang rupiah dan daya beli masyarakat melemah sehingga banyak perusahaan rugi dan akhirnya gulung tikar.

Kiat Memperkuat Rupiah

Di masa lalu sebelum Rizal Ramli dilantik menjadi Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya RI pernah mengatakan bahwa Indonesia menghadapi masalah besar karena mengalami 4 (empat) macam defisit yaitu defisit anggaran, defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan dan defisit neraca jasa-jasa.

Hans Antlov, ekspartriat berkebangsaan Swedia yang sudah lama bermukim di Indonesia, ketika saya bertemu di Ford Foundation dalam suatu acara, dia mengemukakan bahwa ekonomi Amerika Serikat sekarang sedang kuat-kuatnya yang ditandai dengan menguatnya dolar Amerika Serikat, sehingga menekan mata uang asing termasuk rupiah. 

Dengan demikian, persoalan ekonomi dalam negeri Indonesia dan faktor global,  memberi dampak negatif terhadap rupiah dan ekonomi Indonesia.

Pertanyaannya, bagaimana kiat atau taktik untuk memperkuat rupiah dan menyehatkan ekonomi Indonesia agar segera keluar dari kesulitan yang dialami.

Sebagai orang awam dalam bidang ekonomi, menurut saya,  pemerintah, para politisi, dunia usaha serta masyarakat luas harus melakukan 5 (lima) hal.

Pertama, menggenjot ekspor non migas dalam upaya menghadirkan dolar sebanyak-banyak ke Indonesia.  Ini harus dilakukan pemerintah melalui BUMN dan swasta untuk mendorong peningkatan ekspor non migas secara signifikan.  Sektor yang bisa didorong cepat adalah ekspor ikan dalam jumlah besar setelah Menteri Susi melakukan gebrakan dengan menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan.

Kedua, memanfaatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) secara cepat dan tepat untuk membuka lapangan pekerjaan dan menahan kemerosotan ekonomi masyarakat yang terkena dampak menguatnya dolar Amerika Serikat dan melemahnya rupiah.

Ketiga, menggenjot wisatawan (pelancong) manca negara ke Indonesia sebanyak-banyak serta wisatawan lokal untuk mengunjungi obyek wisata di seluruh Indonesia.  Untuk mewujudkan hal itu, maka transportasi massal yang murah dan cepat harus segera diadakan.  Misalnya, di DKI Jakarta banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi wisatawan manca negara, tetapi transportasi massal dari Bandara Soekarno Hatta ke pusat kota di DKI Jakarta sangat langka.  Oleh karena itu, harus segera dibangun kereta api ekspres dari bandara Soekarno-Hatta ke pusat kota misalnya di Gambir atau Blok M.  Ini amat penting untuk mengatasi kemacetan yang tinggi di DKI Jakarta.  Kita bersyukur MRT sedang dibangun di DKI Jakarta, tetapi harus pula segera dibangun kereta api ekspres dari Bandara Soekarno-Hatta ke pusat kota di DKI Jakarta.

Keempat, mendorong kegiatan sektor rill sebagai satu-satunya cara untuk mengamankan ekonomi Indonesia dan menjaga agar perut sebagian besar rakyat Indonesia tetap terisi dengan masih adanya pekerjaan ditengah melemahnya rupiah.

Kelima, seluruh bangsa Indonesia harus bersatu padu, bergotong-royong untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi, dan menghindari provokasi politik apalagi upaya menjatuhkan pemerintah karena akan semakin mempersulit keadaan, dan siapapun yang memerintah Indonesia akan menghadapi kesulitan berat dan tidak mudah mengatasinya.   Oleh karena itu, kita harus bersatu dan bahu membahu untuk mengatasi kesulitan, karena kalau gaduh dan saling menyalahkan, maka  pasti akan semakin meningkatkan penderitaan rakyat Indonesia sebab akan terjadi komplikasi politik dan ekonomi yang pasti sulit disembuhkan.

Allahu a'lam bisshawab 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun