Salah satu ciri khas keberagamaan bangsa Indonesia ialah lebaran Idul Fitri yang lebih heboh dan semarak ketimbang lebaran Idul Adha. Tradisi semacam ini, tidak ditemukan di negara-negara Islam ataupun di negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim.
Momentum Idul Fitri dimanfaatkan dengan "berbagi" untuk memberi kebaikan dan kebahagiaan kepada pihak lain. Berbagi kebaikan dan kebahagiaan dalam rangka Idul Fitri setidaknya dilakukan 5 (lima) hal yang secara langsung dan tidak langsung memberi dampak positif.Â
Pertama, berbagi kebaikan dan kebahagiaan dengan mengeluarkan zakat, infaq dan sadaqah. Zakat fitrah dikeluarkan menjelang Idul Fitri dan langsung dibagikan kepada mereka berhak menerima. Sementara zakat harta, infaq dan sadaqah, tidak harus dibagi menjelang salat Idul Fitri, tetapi bisa dikelola untuk meningkatkan kesejahateraan umat Islam di bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya.  Ini kewajiban yang diperintahkan Allah kepada setiap orang Islam laki maupun perempuan.Â
Kedua, berbagi kebaikan dan kebahagiaan dengan silaturrahim usai melaksanakan salat Idul Fitri di masjid ataupun dilapangan terbuka. Silaturrahim dilakukan biasanya ditempat salat Idul Fitri dengan saling berjabat tangan, dilanjutkan dengan berkunjung ke tetangga, ke rumah orang tua, keluarga yang dituakan, ke atasan dan dan sebagainya.
Ketiga, berbagi kebaikan dan kebahagiaan dengan mudik di kampung halaman. Mudik lebaran ini tidak hanya memberi kebahagian, kedamaian dan kepuasaan batin bagi yang mudik, tetapi juga memberi kebahagiaan kepada sanak famili dan keluarga di kampung karena mereka dikunjungi, dibawakan oleh-oleh dan dijalin kembali persaudaraan sekeluarga dan sekampung. Dalam peristiwa mudik terjadi pemerataan ekonomi dan distribusi pendapatan, sebab yang mudik akan berbelanja, membayar zakat fitrah, zakat harta, infaq dan sadaqah di kampung halamannya.
Tradisi mudik dapat dikatakan telah menjadi budaya karena sudah dilakukan seluruh lapisan masyarakat semenjak ratusan tahun yang lalu sejak Islam bersebar dan dianut mayoritas bangsa Indonesia .Â
Keempat, berbagi kebaikan dan kebahagiaan dengan ziarah ke kuburan orang tua, kakek dan nenek serta mereka yang dihormati. Dalam acara ziarah ke kuburan, para peziarah membaca surat yasiin dan doa sebagai bentuk berbagai kepada mereka yang sudah terlebih dahulu mendahului kita. Selain itu, para peziarah kubur, selalu berbagi rezeki dengan memberi uang kepada penjaga atau petugas yang rutin merawat kuburan.
Kelima, berbagi kebaikan dan kebahagiaan meningkatkan ekonomi di desa dan daerah, karena pada saat pulang kampung halaman, banyak yang menginap di hotel, berbelanja, makan di restoran, melancong ke tempat hiburan dan melakukan berbagai kegiatan yang secara langsung ataupun tidak langsung meningkatkan ekonomi rakyat di desa dan daerah.
Semoga "berbagi" dalam peristiwa Idul Fitri memberi kebaikan dan kebahagiaan substantif yang selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup kita karena "sebaik-baik manusia yang banyak manfaat terhadap sesamanya". Supaya bisa memberi manfaat yang banyak terhadap sesama, maka kita harus selalu berbagi kebaikan dan kebahagiaan selama kita hidup.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H "Taqabballahu minna wa minkum taqabbal ya kariim Minal "aaidin wal faiziin"
Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita, semoga kita kembali menjadi manusia yang suci dan meraih kemenangan.
Allahu a'lam bisshawab
Â
Â
Â
Â
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H