Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Parpol Islam Terpuruk, Rhoma Irama Kenapa Dirikan Partai Islam

12 Juli 2015   13:43 Diperbarui: 12 Juli 2015   21:36 7317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 11 Juli 2015, bertepatan 24 Ramadhan 1436 H, raja dangdut Rhoma Irama mendeklarasikan berdirinya Partai Idaman sebagai partai politik Islam. Sebagai sosiolog, saya menganggap partai Idaman ini cukup menarik karena yang pertama, didirikan seorang raja dangdut yang sangat populer dan dikenal luas di masyarakat Indonesia khususnya dikalangan dunia musik dangdut.
 
Kedua, pendirinya bukan hanya pemusik dangdut yang sudah malang melintang, tetapi juga seorang Da'i yang selama ini aktif berdakwah melalui lagu-lagu musik dangdut, dan di masyarakat luas sebagaimana layaknya seorang Da'i.
 
Ketiga, Rhoma Irama dapat dikatakan sebagai kader PPP dan PKB karena setiap pemilu selalu menjadi juru kampanye secara bergantian dari kedua partai tersebut. Bahkan dalam pemilu 2014, PKB sempat menggadang-gadang Rhoma Irama untuk menjadi calon Presiden RI, tetapi tidak menjadi kenyataan. Hanya jadi move untuk menarik dukungan publik terhadap PKB.
 
Keempat, semua partai politik belum menunjukkan kinerjanya dalam memperjuangkan, memberdayakan dan memajukan rakyat yang sedang galau menghadapi kesulitan ekonomi dan permasalahan lainnya.
 
Kelima, partai politik Islam sedang terpuruk, pemilihnya terus menurun dari pemilu ke pemilu. Pertanyaannya, mengapa raja dangdut mendirikan partai politik Islam.
 
Parpol Islam Terpuruk
 
Pada 25 Juni 2015 saya dengan Prof Azyumardi Azra dan Irmawati Johan menjadi narasumber dalam obrolan budaya di TVRI.
Diruang tunggu, saya berbincang dengan Prof Azyumardi dan menanyakan pandangannya tentang terpuruknya partai-partai politik Islam dalam setiap pemilu di Indonesia sebagaimana dikemukakan Abdurrahman Saleh dalam buka puasa bersama Alumni HMI UI dikediaman Saleh Alwaini di Jakarta beberapa waktu lalu.
 
Menurut Prof Azyumardi Azra, rakyat tidak tertarik pada partai politik Islam karena tidak ada perbedaan antara partai Islam dan partai non Islam.  Ada partai Islam yang memasang jargon peduli dan bersih, tetapi dalam kenyataan tidak wujud dalam praktik politik. Rakyat pasti tertarik memilih partai Islam kalau ada perbedaan yang menonjol dengan partai non Islam.  Sekarang ini semua partai sama, sehingga yang memengaruhi rakyat untuk memilih partai hanya hal-hal yang bersifat poragmatis.
 
Punya Masa Depan
 
Walaupun partai Islam sedang terpuruk, tetapi partai Idaman srbagai partai Islam memiliki prospek yang menjanjikan untuk mendapat dukungan publik dalam pemilu 2019.
 
Setidaknya ada 5 (lima) alasan yang mendasari, partai Idaman bakal memperoleh dukungan publik.  Pertama, rakyat Indonesia adalah masyarakat yang paternalistik. Figur atau tokoh masih sangat memengaruhi rakyat dalam memilih partai politik dalam pemilu.  Semua partai politik baru yang memperoleh dukungan signifikan dari publik dalam pemilu, tidak terlepas dari pengaruh tokoh di dalam partai politik. Partai Idaman mempunyai tokoh yaitu raja dangdut Rhoma Irama.
 
Kedua, partai Idaman lebih mudah menjualnya ke publik karena RHoma Irama sebagai ketua umum dan figur sentral dari partai Idaman sudah dikenal luas rakyat Indonesia di semua lapisan.
 
Ketiga, Rhoma Irama dan Partai Idaman yang dipimpinnya belum mempunyai dosa sosial, dosa politik dan dosa hukum terhadap rakyat, bangsa dan negara ini.
 
Keempat, rakyat lebih suka yang baru daripada yang lama. Termasuk lebih disukai partai politik baru daripada partai politik yang lama.
 
Kelima, semua partai politik termasuk partai Islam sedang tidak disukai publik. Sebabnya  janji politik calon legislatif dan partai
Politik tidak pernah dilaksanakan.
 
Berdasarkan lima point di atas, saya berpendapat bahwa Partai Idaman mempunyai prospek yang baik dan berpeluang memperoleh dukungan publik dalam pemilu 2019.
 
Oleh karena itu, Rhoma Irama dan seluruh jajaran pengurus pusat harus segera melakukan konsolidasi idiil dan konsolidari pengurus dengan cepat mendirikan perwakilan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, lurah dan desa di seluruh Indonesia. Selain itu, melakukan konsolidasi program dengan membuat dan merealisasikan program yang membela, memihak, mengadvokasi, memberdayakan dan memajukan rakyat jelata untuk membedakan Partai Idaman dengan partai lama.
 
Allahu a'lam bisshawab
 
 
 
 
 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun