Ilustrasi/Admin(Kompas.com/Robertus Belarminus)
Pagi ini 8 Maret 2014 saya diwawancara Kompas TV dan sore hari ini pukul 18.00 wib saya Live di JAK TV tentang cinta remaja yang bawa maut. Secara sosiologis, kasus pembunuhan terhadap Ade Sara yang diduga dilakukan Haditd mantan pacarnya yang berkomplot dengan Asyifa, pacar Haditd, sangat menyedihkan dan harus menjadi pelajaran bagi masyarakat khususnya para orang tua agar peristiwa serupa tidak terulang Pertama, pembunuhan dilakukan dua remaja berusia sekitar 19 tahun terhadap mantan pacar dan teman satu sekolah pada masa belajar di SMA sulit dipahami akal sehat.  Kedua, motif pembunuhan menurut polisi adalah sakit hati karena Ade Sara menolak Haditd yang ingin kembali memacarinya. Ketiga, motif pembunuhan lainnya karena cemburu. Asyifa cemburu karena pacarnya Haditd masih mencintai Ade Sara, bekas pacarnya dan bahkan ingin kembali ke pacar lamanya. Pertanyaannya, mengapa kedua remaja itu akhirnya berkomplot, kemudian merencanakan dan melakukan pembunuhan terhadap Ade sara? Menurut saya setidaknya disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, pengaruh negatif dunia maya serta pergaulan bebas. Remaja sekarang habis waktunya untuk berinteraksi dengan dunia maya dengan menggunakan media sosial.  Kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh media sosial yang memiliki banyak sisi positif dan negatif serta pergaulan bebas. Keberanian remaja melakukan pembunuhan terhadap sesamanya dengan berbagai motif, tidak bisa terlepas dari pengaruh negatif dunia maya dan pergaulan dalam hidup sehari-hari. Kedua, orang tua dengan berbagai kesibukan abai mendidik anak, sehingga anak hidup terasing dari panduan dan cinta kasih dari kedua orang tua. Orang tua dalam kehidupan keseharian,  merasa tidak ada persoalan jika jarang berbicara atau berkomunikasi dengan anak-anaknya. Yang penting keperluan material dipenuhi. Inilah faktor penyebabnya, orang tua tidak mengetahui apa yang dilakukan anak-anaknya. Ketiga, sekolah gagal mendidik anak sebagaimana yang diharapkan kedua orang. Orang tua abai dan sekolah gagal mendidik anak dalam arti luas, menyebabkan anak mudah terjerembab melakukan tindak kejahatan (pidana). Apa yang Harus Dilakukan Pembunuhan di kalangan remaja dengan berbagai motif selalu terulang.  Untuk meminimalisir terulangnya peristiwa serupa, haruskan dilakukan tiga hal. Pertama, orang tua suka tidak suka dan mau tidak mau harus memahami dunia maya dan media sosial, supaya bisa berdialog dengan anaknya, memantau dan mengetahui apa dilakukan sehingga bisa memproteksi anaknya. Kedua, kedua orang tua sejak kecil harus membiasakan berkomunikasi, mendidik anak dengan penuh cinta kasih, mengajarkan dan mengamalkan ajaran agama. Ketiga, sekolah harus menjadi instrumen untuk mendidik anak didik tidak saja kecerdasannya tetapi akhlak mulia. Keempat, komunitas masyarakat, tidak punya pilihan kecuali peduli pada pembinaan remaja. Masyarakat harus terlibat dalam pembinaan remaja karena mereka adalah calon pemimpin di masa depan. Dengan keterlibatan orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam arti luas termasuk media cetak, media elektronik, media sosial dan media online, diharapkan pada masa mendatang semakin berkurang pembunuhan remaja seperti yang dialami Ade Sara. Peristiwa yang dialami Ade Sara, hendaknya dijadikan pelajaran bagi kedua orang tua dan seluruh masyarakat supaya mendidik anak dan remaja agar tidak terjerembab ke dunia hitam dan mengulangi perbuatan serupa pada mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H