Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo-Jokowi Wajib Melu Hanggondheli Indonesia

12 Juli 2014   18:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:33 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sementara Joko Widodo dan JK, secara ideologis dikaitkan dengan rezim Orde Lama karena partai pengusung utama Jokowi-JK menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden adalah PDI Perjuangan. Partai politik ini sering disebut sebagai anak kandung dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan dan dipimpin Bung Karno. Selain itu, visi misi dan program Jokowi-JK mengadopsi Tri Sakti Bung Karno yaitu berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.

Akan tetapi secara sosiologis tidak sepenuhnya tepat dikatakan bahwa Jokowi-JK sebagai reinkarnasi dari Orde Lama. Pertama, Jokowi-JK bukan bagian dari Orde Lama. Keduanya tidak pernah memegang kekuasaan di masa Orde Lama dan latar belakang keduanya adalah pengusaha, yang kemudian berkiprah di bidang politik.

Kedua, secara ideologis tidak menganut paham komunis yang anti Tuhan. Keduanya adalah Muslim yang taat dan nasionalis yang tulen.

Jokowi-JK didukung kuat masyarakat menengah ke bawah, yang merupakan terbanyak dari penduduk Indonesia. Alasannya, karena Jokowi telah memberi bukti nyata selama menjadi walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta yang dirasakan manfaatnya rakyat jelata. Begitu juga JK, telah memberi bukti nyata ketika menjadi Menteri Perdagangan, Menteri Koordinator Kesejahteraan Sosial dan Wakil Presiden RI.

Disamping itu, Jokowi-JK juga didukung banyak pakar, cendekiawan, aktivis lintas generasi, LSM, kelompok-kelompok masyarakat Islam kultural dan tradisional serta para purnawirawan.

Akan tetapi, selesainya pencoblosan 9 Juli 2014, ternyata belum berakhir pertarungan Prabowo-Hatta Vs Jokowi-JK. Jokowi-JK telah mengklaim sebagai pemenang pilpres berdasar Quick Count yang dilakukan 8 (delapan) lembaga kredibel dan independen. Begitu juga Prabowo-Hatta mengklaim sebagai pemenang pilpres berdasar hasil Quick Count dari tiga lembaga yang dibayar.

Untuk mencegah terjadinya huru-hara dari para pendukung Prabowo-Jokowi, maka saya mengutip satu kalimat dari butir-butir budaya Jawa yang baik untuk direnungkan dan diamalkan dalam menghadapi situasi yang berat pra dan pasca pengumuman hasil pemilihan Presiden RI 22 Juli 2914 yaitu: Rumangsa melu handarbeni. Wajib melu hanggondheli. Mulat sarina hangsara wani". Artinya "Merasa ikut mempunyai. Wajib ikut membela. Berani mawas diri".

Kita semua merasa ikut memiliki Indonesia, karena kita lahir, hidup dan akan mati di negeri ini, maka kita wajib menjaga, memelihara dan membela Indonesia agar tetap damai, tenteram dan bersatu.

Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK sebagai pemimpin dari kedua kelompok yang bersaing dalam pilpres, wajib ikut membela (melu hanggondheli), menjaga dan menciptakan suasana damai, tenteram dan bersatu dengan mengendalikan para pendudungnya. Selain Presiden SBY, TNI dan POLRI serta seluruh bangsa Indonesia tanpa kecuali.

Terakhir saya mengutip pula kalimat dari butir-butir budaya Jawa berikut ini "Aja mung kepengin menang dhewe kang bisa marakeke craheng negara lan bangsa, kudu seneng rerembugan njaga katentreman lahir-batin"
Artinya, Jangan hanya ingin menang sendiri yang dapat menyebabkan perpecahan negara dan bangsa, melainkan harus senang bermusyawarah demi menjaga ketentraman lahir-batin.

Wallahu a'lam bisshawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun