Dia mengakui Lion Air memiliki 81 pesawat yang aktif digunakan dari total 110 pesawat yang tersedia. Lion Air memiliki enam pesawat cadangan. Sebanyak dua unit di Batam, satu di Surabaya, dua di Bandara Soetta dan satu di Makassar.
"Hanya ada beberapa yang perawatan di Batam, namun untuk menarik pesawat itu ke Jakarta memang butuh waktu," ujarnya.
Les Communication
Sejatinya tidak perlu terjadi anarkis para penumpang Lion Air, jika manajemen Lion Air mempunyai petugas yang juga komunikator lapangan.
Les and mis commucation antara Lion Air dan para penumpang terjadi dilapangan. Pertama, manajemen Lion Air sangat lambat memberitahu para penumpang bahwa terjadi kerusakan pesawat sehingga menganggu secara total jadwal penerbangan.
Kedua, Lion Air tidak mempunyai komunikator lapangan yang baik, yang sanggup menjelaskan penyebab utama Lion Air tertunda lama penerbangannya.
Ketiga, Lion Air tidak waspada dan antisipatif bahwa setiap saat bisa terjadi penundaan penerbangan karena dua faktor yaitu human factor seperti demo para petugas lapangan, dan phisycal factor seperti kerusakan pesawat.
Kalau Lion Air mempunyai komunikator lapangan, maka sebelum ada penjelasan resmi dari manajemen, sudah bisa digambarkan ke para penumpang bahwa tidak mungkin terjadi delay (penundaan) yang cukup lama, kalau tidak ada masalah, bisa faktor teknis atau manusia.
Akibat tidak ada komunikator lapangan yang handal, maka para penumpang mudah emosi, dan marah. Hal itu merupakan bukti telah terjadi les communication antara penumpang dan manajemen Lion Air yang menimbulkan kerugian sangat besar dari pihak Lion Air dan para penumpang.
Semoga kasus serupa tidak terulang, dan Lion Air bisa mengambil pelajaran untuk memperbaiki diri, sehingga lebih sukses dan lebih maju di masa depan.
Allahu a’lam bisshawab