Mohon tunggu...
Musmuliyadi
Musmuliyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pada Hakikatnya Kita Hanya Datang Lalu Pergi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

dekapan hangat masih terpatri

22 Desember 2024   20:44 Diperbarui: 22 Desember 2024   20:44 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/illustrations/gajah-balon-cinta-jantung-hewan-2757831/

Dekapan hangat mulai memudar

Sarapan telur dadar mulai hambar

Garam seember di sup tak akan cukup

Perasa Batin rasanya mulai tertutup

Tersimpan dalam memori hidup

Tutur kata tatkala memarahi

Lonjakan emosi menjulang tinggi 

Sangat-sangat terpatri pada qolbi

Ku sematkan ini stori 

Dengan lingkar merah pada kalender

Tepat 2010 terjadi tragedi

Ibu berlalu menuju syurgawi 

Wanita yang telah lusuh berkerut

Tinggalkan rumah hangat jadi dingin

Bahkan seharusnya itu musim kemarau

Berubah Seolah-olah awan gelap menggerutu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun