Terpaan biasan mentari...
Melekat rasanya di pipi
Rasa syahdu dan kenangan rasanya kembali...
Ku sebut itu tragedi tak di harapkan insani...
Bayang-bayang si kejam terngiang
Langkah ku tersentak, tatkala ku liat wajah tak asing
Bukan,itu hanyalah bayang bayang...
Bayang hitam penuh kejutan dan kekejaman...
Raut muka memucat
Menolak takdir tuk di angkat
Pertemuan itu terlalu cepat
Seperti Kilat, tak bisa tertangkap dan terucap...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!