Mohon tunggu...
Mochamad Usman
Mochamad Usman Mohon Tunggu... -

Saya tinggal di Jawa Barat, Melong, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, pemerhati poleksosbud, hobi antara lain kadang membaca dan menulis serta berbagi (share) dan mencari teman untuk berbagi (share)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salam (Syzygium Polyanthum)

19 Juni 2010   13:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:26 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SALAM

Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah. Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas.

Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium Polyanthum. Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm. Pepagan (kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.

Daunnya tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5-7 cm, gundul, dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.

Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul di bawah daun atau terkadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum, berbilangan-4; kelopak seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas, putih, 2,5-3,5 mm; benang sari banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok; piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni membulat atau agak tertekan, 12 mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.

Salam memiliki banyak nama yaitu Ubar Serai (Melayu), Salam (Jawa dan Madura), Kastolam (Kangean), Manting (Jawa) dan Maselengan (Sumatera), dan secara ilmiah diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Myrtales Famili: Myrtaceae Genus: Syzygium Spesies: S. polyanthum Nama binomial: Syzygium polyanthum

EKOLOGI (SEBARAN)

Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah) dan 1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah. Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.

KANDUNGAN KIMIA

Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan tersebut adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida.Selain daunnya, bagian pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah kulit batang, akar, dan buahnya.

KHASIAT RAMUAN DAUN SALAM

Selain untuk rempah penyedap masakan, salam khususnya daunya karena terdapat kandungan kimia tersebut dapat berkhasiat mengobati beberapa penyakit seperti diaree, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan maag. Sementara, buahnya yang berbentuk bulat kecil bisa digunakan untuk mengobati mabuk akibat alkohol, sedangkan ramuan daun dan kulit, batang atau akarnya dapat digunakan untuk mengobati kudis atau gatal-gatal.

Beberapa ramuan dari pohon salam untuk pengobatan penyakit tertentu, dengan memanfaatkan daun, kulit, batang, akar dan buahnya, dan yang diramu dengan tanaman herbal lainnya, yang dihimpun dari artikel dan jurnal dari internet, antara lain sebagai berikut:

Diaree

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami diaree, ambil 15 lembar daun salam segar direbus dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin tambahkan sedikit garam kemudian diminum.

Kolesterol

Bagi penderita kolesterol tinggi, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun ceremai direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian airnya diminum secara teratur. Untuk melancarkan peredaran darah, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun dewa segar direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 350 cc. Lalu ramuan disaring dan diminum sebanyak dua kali sehari. Darah tinggi

Untuk menurunkan tekanan darah tinggi, cuci 7-10 lembar daun salam, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing setengah gelas.

Kencing manis (diabetes)

Untuk penderita kencing manis (diabetes), cuci 7-15 lembar daun salam segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sebelum makan. Lakukan sehari 2 kali.

Radang lambung (maag)

Untuk mengatasi radang lambung (maag), ambil 30 gram daun salam, 30 gram sambiloto kering, dan gula batu secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian airnya diminum untuk dua kali sehari. Lakukan secara teratur.

Asam urat

Air rebusan daun salam juga dapat mengatasi asam urat yang tinggi, 10 lembar daun salam direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat. Lalu untuk mengatasi stroke, 10 lembar daun salam dan 50 gram jantung pisang dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan.

Mabuk karena miras

Untuk mengobati yang mabuk karena minuman keras beralkohol, cuci 1 genggam buah salam masak, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan saring, air yang terkumpul diminum sekaligus.

Kudis dan gatal-gatal

Untuk pengobatan luar seperti kudis atau gatal-gatal, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut.

BUDI DAYA

Tanaman salam tumbuh pada tanah dengan ketinggian 225-450 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 3.000-4.000 mm/tahun pada jenis latosol kehitaman.Pemupukan dilakukan dengan menambah pupuk kandang secukupnya pada saat penanaman.Untuk menambah daun, dilakukan penambahan pupuk NPK.

Pohon salam bisa ditanam dihalaman pekarangan rumah sebagai tanaman keluarga, apabila sebagai tanaman di halaman rumah tentunya harus dibatasi ketinggiannya, sedangkan untuk tanaman perdagangan pohon salamditanam dikebun dengan dibudidayakan sedemikian rupa. Secara tradisional, perbanyakan pohon salam biasanya dari anakan atau hasil cangkok, sedangkan secara moderen perbanyakan pohon salam  dilakukan dengan kultur jaringan.

Semoga bermanfaat.

Sumber:

1. Wikipedia;

2. Beberapa artikel dan jurnal tentang salam dari internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun