Mohon tunggu...
Ahd Zulfikri Nasution
Ahd Zulfikri Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik

Manusia Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Money

BRICS dan Pengaruhnya dalam Dinamika Perekonomian Global

11 November 2024   08:53 Diperbarui: 11 November 2024   09:17 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa dekade terakhir, BRICS -- sebuah blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan -- telah muncul sebagai kekuatan ekonomi global yang signifikan. Sejak didirikan pada 2009, organisasi ini berkembang dengan cepat dari sekadar aliansi ekonomi menjadi entitas yang mampu menantang hegemoni Barat dalam berbagai aspek, terutama dalam sistem keuangan dan perdagangan global. BRICS bukan hanya sekadar perkumpulan ekonomi; mereka juga mengusung visi bersama untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan lembaga-lembaga keuangan internasional yang didominasi oleh Barat seperti IMF dan Bank Dunia.

BRICS melihat dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional dan lembaga keuangan global sebagai ketidakseimbangan yang perlu diperbaiki. Ketergantungan dunia pada dolar menimbulkan masalah, terutama dalam situasi krisis ekonomi atau geopolitik di Amerika Serikat yang dampaknya meluas ke seluruh dunia. BRICS menginginkan dunia yang lebih multipolar dalam ekonomi, sehingga setiap negara atau blok regional dapat mengatur keuangannya tanpa terlalu bergantung pada kebijakan moneter dan fiskal Amerika Serikat.

BRICS telah memperkenalkan beberapa inisiatif penting yang bertujuan untuk mengurangi dominasi dolar AS. Salah satu inisiatif utama adalah pembentukan New Development Bank (NDB) pada tahun 2014. NDB didirikan untuk menyediakan sumber pendanaan alternatif bagi proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan yang seringkali terhambat oleh birokrasi di lembaga-lembaga seperti IMF dan Bank Dunia. Dengan modal yang kuat, NDB membuka peluang pembiayaan bagi negara-negara berkembang, terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, sehingga tidak harus bergantung pada bantuan atau pinjaman dari negara-negara maju yang sering disertai syarat-syarat politik atau ekonomi yang berat.

Upaya lain yang dilakukan oleh BRICS adalah penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antaranggota. Tiongkok dan Rusia, misalnya, telah memulai perdagangan bilateral dalam yuan dan rubel, menghindari penggunaan dolar dalam transaksi mereka. Langkah ini tidak hanya mengurangi tekanan pada cadangan dolar negara-negara anggota, tetapi juga memperkuat stabilitas mata uang lokal mereka. Jika lebih banyak negara yang terlibat dalam perdagangan lintas batas tanpa dolar, maka dominasi dolar AS dalam ekonomi global akan semakin tergerus.

Namun, usaha untuk mengurangi dominasi dolar bukan tanpa tantangan. Sebagian besar perdagangan internasional masih menggunakan dolar, dan perubahan ini membutuhkan waktu serta dukungan dari lebih banyak negara. Selain itu, mata uang BRICS -- seperti rubel Rusia, yuan Tiongkok, atau rupee India -- belum memiliki kredibilitas dan stabilitas setara dengan dolar di pasar internasional. Meski demikian, langkah BRICS ini dianggap sebagai upaya positif untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih beragam dan seimbang.

BRICS tidak hanya sekadar aliansi ekonomi, tetapi juga memiliki dimensi politik yang sangat kuat. Dalam berbagai pertemuan, negara-negara BRICS sering kali menekankan perlunya perubahan dalam tatanan dunia yang lebih inklusif dan adil, terutama dalam hal pengambilan keputusan ekonomi. Mereka menuntut reformasi dalam struktur lembaga-lembaga internasional yang sudah ada, serta lebih banyak keterwakilan bagi negara-negara berkembang. Sikap ini, secara tidak langsung, membawa BRICS pada konfrontasi diplomatik dengan negara-negara maju yang selama ini memegang kendali di lembaga-lembaga tersebut.

Salah satu dampak nyata dari keberadaan BRICS dalam konstelasi ekonomi global adalah meningkatnya ketegangan antara negara-negara Barat dengan anggota BRICS. Upaya mereka untuk mengurangi ketergantungan pada dolar dan memperluas pengaruh keuangan mereka telah mengundang berbagai reaksi, mulai dari ketidakpercayaan hingga tindakan defensif dari pihak Barat. Di sisi lain, banyak negara berkembang melihat BRICS sebagai alternatif yang menguntungkan dalam upaya mencapai kemandirian ekonomi.

Melihat berbagai langkah strategis dan pengaruh yang sudah mulai terlihat, BRICS diproyeksikan akan semakin berpengaruh dalam beberapa dekade mendatang. Blok ini memiliki potensi untuk menjadi motor penggerak dalam ekonomi dunia baru yang lebih multipolar. Jika upaya mereka untuk menciptakan jaringan perdagangan dan keuangan yang lebih independen berhasil, dampaknya akan sangat besar. Perekonomian global akan lebih terdiversifikasi, dengan mata uang alternatif yang semakin diakui dan sistem keuangan yang lebih mengakomodasi kepentingan negara-negara berkembang.

Aliansi BRICS telah memulai langkah-langkah besar untuk menciptakan keseimbangan baru dalam perekonomian global, terutama dengan mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan lembaga keuangan yang didominasi Barat. Dengan berbagai upaya untuk memperkenalkan mata uang lokal dalam perdagangan antaranggota dan membangun infrastruktur keuangan alternatif seperti New Development Bank, BRICS menunjukkan bahwa tatanan ekonomi dunia tidak harus bertumpu pada kekuatan tunggal. Langkah-langkah ini akan menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi stabilitas mata uang maupun dalam konteks geopolitik.

Jika BRICS berhasil membangun sistem yang lebih inklusif, perekonomian global akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan, baik itu krisis keuangan, fluktuasi geopolitik, maupun tantangan lingkungan. Perekonomian yang lebih multipolar akan menciptakan kesempatan bagi negara-negara berkembang untuk bertumbuh dengan lebih mandiri dan memiliki daya tawar yang lebih besar. Bagi dunia, keberadaan BRICS adalah pengingat bahwa era baru dalam tatanan ekonomi global sedang dimulai.

Pengamat Politik  

Ahd Zulfikri Nasution

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun