Mohon tunggu...
Muslim Ramli
Muslim Ramli Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kota Kuali yang Tidak Lagi Mati

13 September 2018   13:21 Diperbarui: 15 September 2018   20:17 1784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah Belanda Kecil. Mereka yang terpasung dengan Belenggu. Mereka yang menderita demi peradaban. Mereka yang melawan untuk sebuah kejayaan. Hari ini dunia berubah. Kota arang terlihat begitu damai. Cerita tentang kematian orang-orang rantai serasa hanya kisah dalam novel.

Surya sibuk mengulek pecel untuk langganannya. Sudah beberapa tahun belakangan ini, Surya menjajakan makanan yang terdiri atas sayuran, seperti kacang panjang, ayam, taoge yang disiram dengan kuah sambal kacang di Sawahlunto.

"Di sini cuma rame kalau Minggu," ujarnya.

Sambil terus melakukan pekerjaan, perempuan separuh baya ini menceritakan tentang pengalaman hidup di Sawahlunto, kota yang juga dikenal dengan Kota Arang.

Selain Kota Arang, Sawahlunto juga dikenal dengan sebutan Kota Kuali. Alasannya, karena di sana terdapat sebuah lobang besar hasil pengambilan tambang batubara yang berbentuk kuali.

"Dulu, di sini rame. Banyak orang luar yang datang untuk bekerja sebagai penambang. Namun, setelah tahun 2000 kebanyakan dari mereka meninggalkan kota ini. Pertambangan batubara dihentikan," kata Surya sembari memasukkan kacang sebagai bumbu tambahan ke dalam ulekan.

Surya sendiri mengaku sejak pertambangan batubara tidak bisa diproduksi lagi, kehidupan masyarakat setempat sangat kacau. Banyak yang 'lari' ke pulau Jawa dan Kalimantan untuk mencari pekerjaan baru. Kejadian ini terus berlangsung hingga Amran Nur, Walikota Sawahlunto yang terpilih tahun 2003 lalu mengambil sikap terhadap kota yang semakin sepi.

Ia menceritakan bagaimana ia harus merelakan rumahnya pindah ke lokasi lain untuk tujuan wisata. Lokasi tempat gedung Info Box yang kini berdiri adalah lahan bekas rumahnya dulu. Setelah mereka mendapat uang ganti, mereka baru pindah ke lokasi lain tidak jauh dari rumah sebelumnya.

Info Box sendiri adalah bangunan yang baru dibangun oleh pemerintah Kota Sawahlunto sebagai tempat penyajian informasi tentang peninggalan sejarah. Tempat ini juga dijadikan sebagai galeri tambang batubara. Ini terlihat dari banyaknya foto-foto masa lalu dan beberapa pajangan informasi sejarah di dinding-dinding bangunan.

Setelah Info Box berdiri, pemerintah membangun sejumlah toko di dekat bangunan tersebut. Di sana ada kantin Dela Surya yang menjual pecel dan minuman ringan, Galeri Kota Sawahlunto, toko kerajinan tangan, dan beberapa bangunan lain.

"Kantin ini tidak disewakan. Kami mendapatnya secara gratis untuk melayani wisatawan," ungkap Surya sambil menunjukkan plang yang bertuliskan "Kantin Dela Surya" miliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun