Mohon tunggu...
muslimahsiti
muslimahsiti Mohon Tunggu... Lainnya - Belum/tidak bekerja

Hobi membaca,menulis,memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mafia dingin itu ternyata baik hatiMafia Dingin Itu Ternyata Baik Hati Hujan deras mengguyur Kota Jakarta malam itu. Aku baru saja selesai bekerja le

20 November 2024   03:25 Diperbarui: 20 November 2024   00:33 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mafia Dingin Itu Ternyata Baik Hati

Hari-hari berlalu dengan kehadiran Reyhan yang semakin sering. Ia seperti bayangan yang tak terlihat oleh orang lain, namun selalu muncul di saat-saat genting dalam hidupku. Misalnya, ketika aku hampir kehilangan pekerjaanku karena difitnah rekan kantor, Reyhan tiba-tiba datang ke ruang direktur dan menyelesaikan semuanya tanpa aku tahu bagaimana caranya.

"Aku tidak ingin berutang lebih banyak padamu," protesku suatu hari.

Dia hanya menatapku dingin seperti biasa. "Utang? Aku tidak butuh apa pun darimu."

Namun, sikapnya yang dingin justru membuatku semakin penasaran. Apa sebenarnya yang ia sembunyikan di balik wajah tanpa emosi itu?

Suatu malam, aku memutuskan untuk mengikutinya. Dengan hati-hati, aku membuntutinya hingga ia tiba di sebuah panti asuhan kecil di pinggir kota. Aku bersembunyi di balik tembok, mengintip Reyhan yang sedang berbicara dengan seorang wanita tua berjilbab.

"Aku sudah transfer dananya. Pastikan anak-anak mendapatkan makanan yang cukup dan buku-buku sekolah mereka."

Wanita itu mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih, Reyhan. Anda selalu menjadi malaikat bagi kami."

Malaikat? Reyhan? Dua kata yang terasa aneh dalam satu kalimat.

Aku tak sengaja menginjak ranting kering, membuat suara yang menarik perhatiannya. Dalam sekejap, Reyhan menoleh ke arahku. Tatapannya tajam, penuh kewaspadaan.

"Keluar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun