1. Identifikasi Kebutuhan: Pahami masalah utama yang dihadapi kelompok target, seperti siswa di sekolah atau anggota komunitas.
2. Rekrutmen Peer Supporter: Pilih individu dengan karakteristik positif, seperti keterbukaan, empati, dan keinginan untuk membantu.
3. Pelatihan Peer Supporter: Berikan pelatihan intensif tentang keterampilan konseling dasar, komunikasi efektif, serta penanganan masalah umum.
4. Kolaborasi dengan Konselor Profesional: Konselor profesional bertugas memberikan arahan, supervisi, dan membantu penanganan kasus yang kompleks.
5. Pengawasan dan Evaluasi: Monitor program secara berkala dan evaluasi efektivitasnya untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan memenuhi kebutuhan sasaran.
Studi Kasus: Peer Support di Sekolah
Banyak sekolah telah mengadopsi program peer support sebagai bagian dari bimbingan konseling mereka. Contoh nyata adalah pelaksanaan program "Kelompok Dukungan Sebaya" di sekolah menengah, yang bertujuan membantu siswa kelas menengah pertama menghadapi masa transisi.
Kegiatan Program:
Sesi diskusi kelompok untuk membahas tantangan umum, seperti tekanan akademik dan hubungan dengan teman sebaya.
Dukungan individu dari peer supporter kepada siswa yang merasa kesepian atau menghadapi masalah emosional.
Kegiatan peningkatan keterampilan, seperti pengelolaan waktu atau teknik relaksasi.