Adalah EcoArk yang merupakan bangunan paling ramah lingkungan bukan hanya di Taiwan ataupun Asia akan tetapi juga di dunia. Diawali dengan sebuah mimpi dari Arthur Huang sang arsitek yang ingin mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan dalam proses pembuatan dan pengoperasian bangunan tersebut.
Setip tahunnya Taiwan menghasilkan 90.000 ton sampah botol plastik atau setara dengan 4,5 miliar sampah botol plastik 600 ml. Arthur memiliki mimpi untuk membuat bangunan yang terbuat dari botol plastik sebagai pengganti bata dan kaca. Selain itu, Arthur juga menginginkan bangunan yang menghasilkan karbon paling kecil dalam pengoperasiannya yaitu tanpa menggunakan AC dan penggunaan listrik yang minim. Karena efek bangunan kaca ataupun karbon yang dihasilkan dari bangunan konvensional melalui pemakaian listrik dan AC, merupakan penyumbang terbesar terhadap pemanasan global. Sehingga Arthur mulai mendesain dan mewujudkan EcoArk bersama dengan teman-teman arsitek lainnya yang rata-rata masih berusia 29 tahun.
Selama 2 tahun proses pembuatan EcoArk, merupakan saat terberat bagi Arthur dkk dalam mewujudkan mimpi-mimpinya. Tim arsitek dan insinyur muda ini, harus menghadapi sekelompok arsitek dan insinyur senior yang sangat konservatif. Salah satunya adalah Lin Kuo (Construction Chif EcoArk), yang mengenggap ide Arthur sebagai ide gila yaitu membuat sebuah bangunan yang mampu menampung 2000 orang, dan hanya dari botol daur ulang saja. Terlebih lagi Taipei selama ini terkenal sebagai pulau yang paling sering mengalami angin taifun dan gempa bumi. Namun akhirnya Arthur dkk dapat merangkul para arsitek senior melalui proses perdebatan dan berbagai macam percobaan untuk meyakinkan para senior. Selain itu, dengan adanya dukungan dana dan semangat dari Douglas hsu (CEO Far Eastern yaitu perusahaan yang menghasilkan dan mendaur ulang plastik), membuat Arthur dkk semakin termotivasi untuk mewujudkan bangunan EcoArk.
Terinspirasi dari konsep sarang lebah yang memiliki struktur yang tipis namun kuat, Arthur mencoba membuat pola botol seperti sarang lebah dan menggabungkannya tanpa menggunakan lem (sistem pollibricks). Dinding EcoArk terbuat dari 1,52 juta sampah botol plastik yang didaur ulang menjadi 480.000 pollibrick.
EcoArk juga dirancang untuk menghasilkan karbon seminimal mungkin. Dengan menggunakan keunggulan dari botol pollibricks, bangunan EcoArk didesain menghadap ke arah angin berhembus dan bentuk bangunan dibuat sedikit lebih tinggi dibagian depan agar angin dapat masuk dan memberikan kesejukan bagi pengunjung. Selain itu, fitur air setinggi 26 M yang mengalir di luar gedung, membuat EcoArk tidak memerlukan pendingin/penghangat udara di dalam ruangan. Karena air yang mengaliri pollibricks membuat udara di dalam ruangan tetap sejuk dan menahan udara panas yang ada di luar.
Untuk penerangan, EcoArk menggunakan pencahayaan dari sinar matahari pada siang hari dan photovoltaic yaitu sebuah panel yang dapat menyerap energi dari matahari untuk disimpan, dan digunakan pada malam hari melalui 40.000 led yang terpasang di pollibrick.
Dibalik kesuksesannya, ada juga kesulitan-kesulitan yang muncul dan membuat proyek EcoArk sempat terbengkalai yaitu ketika Arthur dkk belum menemukan cara agar EcoArk dapat betahan terhadap angin taifun. Karena pada percobaan awal, pollibrick tidak mampu menahan goncangan dan menyebabkan rangkaiannya terlepas. Namun Arthur dkk terus berusaha untuk mencari solusi mengingat batas waktu proyek yang semakin dekat hingga kahirnya masalah tersebut teratasi yaitu dengan cara memesang plastik PVC anti api pada bagian luar sehingga pollibrick menjadi lebih solid, tahan goncangan dan juga tahan api.
Pada akhirnya, Arthur dapat mewujudkan impiannya. Dengan biaya $250/m2 atau hanya ½ dari biaya pembuatan gedung konvensional, Arthur berhasil mewujudkan impiannya untuk membangun EcoArk yang ramah lingkungan pada saat dibangun maupun digunakan Arthur berhasil memecahkan masalah dan memberikan solusi dengan mengubah sampah menjadi harta. Dan akhirnya, Lin Kuo mengakui kehebatan Arthur dang menganggap EcoArk sebagai ide yang sangat jenius.
Saat ini EcoArk digunakan sebagai paviliun di Taipei International Flora Exposition yang diselenggarakan sampai dengan tanggal 25 April 2011. Semoga suatu saat EcoArk bisa ada di Indonesia, karena EcoArk dapat dibongkar dan dipasang di tempat lain, sungguh suatu bangunan yang hebat. Hal positif yang dapat diambil dari artikel di atas adalah keberanian untuk bermimpi dan keberanian untuk mewujudkan impiannya, membuat Arthur dikenal sebagai arsitek jenius. Impossible is nothing.
Sumber:
1.      http://arsitektur2008.blogspot.com/2011/02/ecoark-bangunan-botol-plastik-di-taiwan.html
2.      http://www.lintasberita.com/Dunia/Berita-Dunia/ecoark-gedung-pameran-dari-botol-plastik-
3.      http://metrosiantar.com/Jagat_Aneh/Rumah_Berbahan_Botol_Plastik
4.      http://mondasiregar.wordpress.com/2011/03/29/gedung-dari-plastik-daur-ulang-ecoark/
5.      http://edyworld.blogspot.com/2011/05/14-bangunan-yang-terbuat-dari-botol.html
Penulis: Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H