Hidup tanpa sadar sebenarnya ditentukan oleh aktivitas kita, semangat kita, apa yang kita lakukan, bagaimana kita menyikapi tantangan dan tujuan hidup, bagaimana kita memotivasi diri dalam mencapai sasaran hidup, dan sebagainya. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa awal dari seluruh sikap, tindakan, aktivitas, kita adalah mindset kita? Pada saat mindset kita mengatakan bahwa kita pasti bisa, maka mindset itu akan mengirimkan sinyal ke alam bawah sadar kita, "hayo, berpikirlah, lakukan sesuatu untuk mencapainya". Saat itu alam bawah sadar kita mulai berpikir, "bagaimana caranya?". Maka mulailah otak kita bekerja, menyusun strategi, menetapkan langkah demi langkah aktivitas yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Setelah mendapatkan strategi serta menetapkan langkah-langkah yang harus atau akan diambil, maka otak kita atau alam bawah sadar kita akan menyuruh seluruh anggota tubuh kita untuk mengambil tindakan atau langkah-langkah yang telah disusun tersebut. Pada saat itu pula seluruh anggota tubuh kita akan mulai mengerahkan seluruh usaha dan asa untuk mencapai sasaran tersebut, yang akhirnya terwujud sebagai aktivitas atau tindakan kita.
Jadi dapat diterka, apa jadinya bila mindset kita di awal sudah mengatakan, "kamu tidak bisa mencapai sasaran tersebut/ kamu pasti tidak mampu/ mana mungkin kamu dapat melakukan itu/ dan sebagainya". Maka kita tidak akan pernah melakukan usaha atau bahkan tidak pernah ada tindakan dari kita, untuk melakukan sesuatu demi mencapai sasaran tersebut. Atau kalaupun kita melakukan, maka tidak akan maksimal, karena kita sendiri sudah yakin bahwa apa yang kita lakukan akan sia-sia.
Dari ilustrasi di atas, jelas terlihat betapa perlunya kita berpikir positif. Dan bila kita sudah melakukan segala usaha dengan maksimal guna mencapai sasaran dan tujuan kita, maka sasaran kita akan tercapai secara maksimal pula, walaupun mungkin belum tentu 100% sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Di dalam hidup ini, kita tidak terlepas dari beberapa hukum alam, yaitu:
1.           HUKUM KETERTARIKAN
Pada saat kita memikirkan suatu harapan, maka saat itu pemikiran itu akaan memberikan sinyal kepada seluruh bagian tubuh kita untuk melakukan sesuatu guna untuk mencapai harapan tersebut. Pemikiran ini akan mengirimkan sinyal kepada alam bawah sadar kita untuk memberikan perintah ke otak guna memikirkan strategi dan langkah-langkah yang harus diambil dalam mencapai harapan tadi. Kemudian otak akan memberikan perintah selanjutnya kepada seluruh tubuh kita untuk melakukan langkah-langkah yang telah ditetapkan, atau bertindak selaras dengan apa yang telah dipikirkan oleh otak. Dengan demikian, maka seluruh bagian dari tubuh kita akan berfokus kepada usaha dan tindakan untuk menggapai harapan tersebut. Maka pencapaian akan harapan tadi akan menjadi tidak mustahil, karena seluruh usaha yang dikerahkan secara maksimal dalam menuju penggapaian akan harapan tersebut.
Namun, jika kita hanya berharap , walau secara konsisten selalu dipikirkan di dalam hidup kita, tetapi kita tidak melakukan suatu langkah apapun juga untuk mencapainya, maka pencapaian harapan itu hanyalah suatu pengharapan kembali.
2.           HUKUM MENABUR DAN MENUAI
Apabila kita tidak pernah menabur, jangan pernah berharap kita akan menuai. Demikian pula, jika kita menabur benih pohon jagung, jangan berharap akan menuai selain jagung.
Jadi apabila kita tidak akan pernah melakukan usaha, jangan berharap kita dapat mencapai apa yang kita inginkan. Demikian juga, apabila kita tidak pernah melakukan usaha secara maksimal, maka jangan mengharapkan kita akan mendapatkan hasil yang maksimal pula dalam hidup kita. Memang kita tidak dapat mengukur waktunya, kapan harus menuai, namun tetap ada kepastian bahwa suatu saat pasti kiata akan dapat menuai hasilnya. Tentu saja usaha kita, bagaimana cara kita menabur, harus dilakukan secara konsisten dan smart. Ilustrasi dari kata smart disini adalah apabila sesuatu yang sekiranya dapat menggagalkan tuaian tersebut, misalnya ada hama yang mulai menyerang, hal ini harus sudah dapat diketahui sejak awal. Jangan tunggu sampai seluruh tanaman kita hancur. Segera lakukan tindakan untuk mengatasi kehancuran lebih besar lagi pada tanaman kita tersebut.
Dengan kata lain, kita harus melakukan usaha secara smart, tidak asal sekedar melakukan usaha, jika tidak mau usaha kita menjadi sia-sia dan waktu terbuang dengan percuma.
3.           HUKUM BERTUNAS DAN BERTUMBUH
Dibutuhkan waktu untuk sebiji mangga menjadi sebuah mangga. Sebiji mangga, yang tidak dapat dimakan dan "tidak berarti", jika kemudian ditanam, akan tumbuh menjadi suatu pohon mangga. Dan jika pohon tersebut dirawat dengan baik dan sabar akan menjadi sebuah pohon mangga yang besar, yang dapat menghasilkan banyak buah mangga yang harum dan bahkan enak dimakan. Untuk menjadi seperti itu dibutuhkan sebuah proses dan waktu.
Jadi dari yang "bukan apa-apa" atau "bukan siapa-siapa" untuk menjadi "sesuatu" atau "seseorang" yang berhasil, dibutuhkan suatu proses, kesabaran dan waktu. Semua itu tidak dapat diperoleh secara mendadak atau muncul begitu saja secara tiba-tiba. Semakin berkualitas cara kita dalam melalui tahapan proses tersebut, maka hasil yang diperoleh juga akan semakin berkualitas.
4.           HUKUM FREKUENSI
Apabila kita ingin menonton saluran televisi "x", maka kita harus mencari tahu berapa frekuensi "x" tersebut, kemudian kita mulai melakukan pencarian gelombang atau frekuensinya. Dan apabila kita sudah berada di frekuensi ini, kita akan dapat menyaksikan siaran atau acara dari stasiun tv "x" tersebut.
Demikian juga dengan kehidupan kita, apabila kita ingin menjadi "seseorang yang kita inginkan", maka carilah tokoh atau orang yang memiliki figur serupa dan sesuai. Jadikan tokoh tersebut sebagai alat untuk benchmarking kita dalam berpikir dan bertindak. Jadi kita harus beradadi frekuensi tokoh kita tersebut, apabila kita ingin memiliki figur serupa. Jangan kita berada di frekuensi "y", jika kita ingin menjadi seseorang dengan frekuensi "x".
Jadi sekarang segera tetapkan, mau menjadi apakah kita nanti, mau seperti apa kita nanti. Jadikan itu sebagai visi di dalam hidup kita. Lalu susunlah strategi untuk mencapainya. Kemudian bertindaklah. Karena tujuan tanpa tindakan, sama dengan menjaring angin.
Pertanyaan berikutnya, sejauh mana atau setinggi apa kita harus menentukan sasaran atau goals kita?
Pada saat kita menetapkan target bagi diri kita, buatlah sedikit di atas kemapuan kita, dan target itu harus di set ulang setiap kali, agar pada akhirnya kita memiliki kemampuan yang selalu meningkat.
Goal akhir tetap harus ditentukan, walaupun untuk jangka panjang. Jadi buatlah target secara berjenjang dan bertahap. Lakukan review secara berkala, dan sesuaikan selalu dengan kemampuan kita. Dalam melakukan penyesuaian janganlah menggunakan "excuse" bagi diri sendiri, sehingga penyesuaian dilakukan secara menurun, tetapi sesuaikan selalu dengan cara menaikkan target secara periodik.
Dan jangan lupa, tetaplah kita bersandar pada Tuhan yang Maha Kuasa. Sebab kemampuan manusia tanpa didukung oleh Tuhan yang Maha Kuasa juga akan menjadi sia-sia.
Sumber:
1.      Buku "how ordinary people can create extraordinary income" , karangan Gerry Robert
2.      Inspirasi dari motivator Mario teguh
3.      http://www.motivasi-islami.com/ciri-orang-yang-berpikir-positif/
4.      Majalah info BCA
5.      http://www.oke2.net/optimisme-dan-manfaat-berpikir-positif
Penulis: Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercubuana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H