Mohon tunggu...
MUSLIKAH
MUSLIKAH Mohon Tunggu... Guru - BERDOA, BELAJAR, BERUSAHA

Muslikah. Guru Madrasah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Aisyah (Part III: Gadis Sayu, Tergolek Layu)

5 Desember 2021   20:15 Diperbarui: 5 Desember 2021   20:25 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bu Aisyah, Arin kangen" katanya pelan, manja.

Begitulah suara khas Airin yang memang kalem dan lembut. Tubuh anak ini lemas, tanpa daya. Sekecil ini, ia sudah menderita penyakit yang berbahaya.

"Boleh Bu Aisy memeluk Arin?"

"Boleh ... " jawab Arin lemah.

Keduanya berpelukan hangat, cukup lama. Aisyah mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Bungkusan bersampul kertas pink.

"Terimakasih, Bu Aisy."

"Sebenarnya Ibu mau menjenguk Arin di rumah untuk ngasih gambar dan pewarna. Ibu tahu Arin suka mewarnai" kata Aisyah sambil mencium kening Airin.

Ruangan rawat itu hening sekali. Bu Aina yang periang, wajahnya berubah sendu. Sesekali menyeka air matanya. Tidak menyangka jika Airin dan Bu Aisyah memiliki ikatan kasih sayang yang kuat. Ia menjadi guru ASN lama sekali, telah mutasi dari madrasah ke madrasah. Namun belum pernah mengalami kisah seperti Aisyah. Dicintai, dirindui siswa-siswa tingkat kanak-kanak. Anak-anak RA Ar Rahmah memiliki kedekatan emosional yang erat dengan Aisyah. 

Kadang ketika Aisyah masuk kantor MI, anak-anak masih mengejarnya. Beberapa anak memegangi bajunya. Bersembunyi dalam jilbabnya yang lebar. Bahkan Aisyah harus sering merapikan jilbab yang hampir terlepas. Anehnya guru RA ini, tidak merasa bengah, marah atau risih. Digelayuti anak-anak RA. Sepertinya ia memang calon ibu yang baik. Gumamnya dalam hati.

"Assalamualaikum. Wah, ini Bu Aisyah ya" sapa dokter ganteng sambil tersenyum lebar. "Ibu guru yang mampu membuat Arin mengigau sepanjang malam."

Airin tersipu malu. Aisyah terkejut dengan kedatangan dokter muda itu. Dokter tampan tadi memberi isyarat pada Bunda Airin agar masuk ke ruangan dokter. Entah apa yang dibicarakan. Keduanya berjalan beriringan menuju ruang konsultasi. Waktu telah menunjukkan pukul 12.00 tepat. Setelah Bunda Airin selesai diskusi dengan dokter jaga, Bu Aina dan Aisyah pamit. Agar Airin dapat beristirahat dengan cukup. Airin melepaskan genggaman Aisyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun