Irian Barat memiliki sejarah penting bagi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Keberhasilan Indonesia merengkuh kembali Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi  tidaklah mudah. Butuh waktu lebih dari duapuluh empat tahun. Takterbilang berapa pejuang yang gugur dan darah yang terkucur  untuk membela kehormatan bangsa dan negara.
Hampir di seluruh wilayah Irian Barat menjadi medan konflik antara Indonesia dan Belanda, termasuk di Merauke- Takheran di ujung timur Indonesia itu banyak didirikan prasasti atau tugu peringatan untuk mengenang peristiwa heroik tersebut. Setidaknya ada tiga tugu bersejarah yang sampai sekarang masih berdiri tegak, di antaranya Monumen LB Moerdani, Tugu Pepera, Tugu Nol Kilometer, dan Tapal Batas RI Papua Nugini.
Monumen LB Moerdani
Monumen LB Moerdani terletak sekira 25 kilometer ke arah barat daya Merauke tepatnya di Distrik Tanah Miring.  Di  tempat inilah pada tahun 1962 Mayor LB Moerdano  bersama pasukan elite RPKAD diterjunkan untuk mengemban misi merebut Papua Barat dari tangan Belanda.Â
Di prasasti monumen tersebut tertulis kata-kata Di sini daerah penerjunan dalam rangka pembebasan Irian Barat yang dipimpin oleh Mayor L Benny Moerdani pada tanggal 4 Juni 1962. Terimakasih atas perhatian masyarakat dan pemda daerah tingkat II. Persembahan masyarakat dan PEMDA 2 Oktober 89. Â
Monumen ini mestinya memiliki makna penting tidak saja bagi para tentara,dan keluarganya namun juga  bagi masyarakat sebagai bahan edukasi nilai-nilai cinta tanah air.  Sayang, patung bersejarah ini tidak terawat. Sampah ada di mana-mana. Bahkan bau kotoran manusia menyengat tercium di sekitar area patung.
Tugu Pepera
Monumen Pepera terletak di pusat Kota Merauke. Tugu ini merupakan prasasti kebulatan sikap masyarakat Irian Barat, khususnya Kabupaten Merauke  yang menyatakan setia kepada NKRI.  Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)  adalah referendum yang dilaksanakan pada tahun 1969 diikuti oleh rakyat Irian Barat untuk menentukan pilihan antara  bergabung dengan Belanda atau Indonesia.
Apapun peliknya pelaksanaan Pepera pada waktu itu, Irian Barat kini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari NKRI
Monumen Pepera sampai saat ini masih tegak berdiri, namun nasibnya hampir sama seperti monumen LB Moerdani, tidak terawat semestinya sebagai bangunan bersejarah. Padahal  monument  ini  penanda cikal bakal bergabungnya Irian Barat ke dalam pangkuan NKRI
Tugu Nol Kilometer Â
Letaknya di pertigaan yang membelah  ke arah perbatasan Papua Nugini, dan ke arah Tanah Merah Boven Digul. Senasib dengan kedua monumen LB Moerdani dan Pepera, tugu kembaran nol kilometer di Sabang ini juga seolah takbertuan. Padahal monumen ini adalah simbol kesatuan wilayah NKRI yang membentang luas dari Merauke ke Sabang.
Titik Nol Kilometer dan Kepedulian Pak Ma'ruf
Bejarak sekira  dua  kilometer ke arah timur  dari tugu ini  kita akan sampai ke titik nol perbatasan RI-Papua Nugini. Sebelum masuk  titik perbatasan, kita diwajibkan melapor ke petugas piket perbatasan yang dijaga oleh Satuan Pamtas Kostrad. Sampai di gapura perbatasan, pengunjung diwajibkan berjalan menuju titik nol kilometer.
Pak Ma'ruf pria asal Magelang ini telah bertugas di perbatasan sejak tahun 1993. Karena kecintaannya pada Papua dan kepedulian Pak Ma'ruf, titik nol kilometer yang dulunya gersang kini telah berubah menjadi rindang dan asri. Pengunjung juga nyaman dan senang berlama-lama di sini.
Rekomendasi Penting
- Sewa Armada per hari maksimal 12 jam  : Rp. 750.000,- kalau ke titik nol kilometer plus Rp. 250.000 untuk tambahan BBM
- Rental rekomended Pak Nyoto Asli Trenggalek Jatim, 082248219198
- Hotel Rekomended Swiss Belle Hotel Merauke (Rp. 1.100.000/malam) atau Megaria Hotel (RP. 400.000/malam)
- Jika ingin membeli souvenir bisa di rumah Pak Ma'ruf, beliau sangat senang berbagi pengalamannya menjadi penjaga perbatasan RI-PNG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H