[caption id="attachment_404090" align="aligncenter" width="600" caption="Tradisi penyambutan tamu masuk kesatrian (foto dindin)"][/caption]
Beberapa hari yang lalau saya mengikuti Diklat Kepemimpinan dan Bela Negara yang diselenggarakan oleh Sekolah Nasima. Kegiatan ini dilaksanakan di Lembah Tidar Kompleks Akademi Militer Magelang. Peserta Diklat berjumlah 60 orang yang terdiri dari para manajer, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru-guru terpilih.
[caption id="attachment_404099" align="aligncenter" width="500" caption="Gubernur Akmil Mayjen Sumardi saat membuka Diklat (foto dindin)"]
Acara dibuka secara langsung oleh Gubernur Akademi Militer Mayor Jenderal Sumardi di Gedung Leo Kailola Kompek Akmil Jl. Gatot Subroto Magelang. Acara pembukaan tersebut dihadiri juga oleh Wakil Gubernur Akmil Brigjen Sudirman, Direktur Bina Lembaga (Dirbinlem) Kol.Inf. Whisnu, Direktur Bina Pendidikan (Dirbindik) Kol. Inf. Eka Wiharsa Direktur Bina Pengkajian dan Pengembangan (Dirbinjianbang) Kol Inf. Agus Winarsa, dan pejabat distribusi lainnya.
Selama empat hari para peserta Diklat mengikuti kegiatan dengan jadwal yang sangat ketat dan padat. Sungguh pengalaman yang cukup berkesan, mengingat semua peserta adalah warga sipil yang takpernah mengenyam pendidikan militer.
Kegiatan dimulai pkl 04.00 dan beakhir pukul 22.00 WIB. Peserta Diklat diwajibkan mengikuti rutinitas harian ala taruna seperti bangun pagi, kegiatan ibadah, senam pagi, apel pagi, makan, apel malam, semua dengan standar operasional prosedur militer.
[caption id="attachment_404096" align="aligncenter" width="500" caption="Kegiatan PBB baling banyak menguras energi (foto dindin)"]
Para peserta Diklat menerima pelajaran teori maupun praktik, yang meliputi materi metode bimbingan pengasuhan taruna, wawasan kebangsaan, PBB, psikologi kepemimpinan dan team work. Kegiatan fisik maupun non fisik itu bertujuan menempa dan menggembleng peserta Diklat agar menjadi SDM yang handal, berkarakter, mempunyai komitmen dan integritas yang kuat untuk kemajuan. Khusus untuk materi Proxy War disampaikan secara langsung oleh Gubernur Akmil Mayjen Sumardi.
Kedisiplinan Berawal dari Tempat Tidur
[caption id="attachment_404093" align="aligncenter" width="500" caption="Kedisiplinan berawal dari tempat tidur (foto dindin)"]
Pelajaran pertama yang diterima peserta Diklat adalah room training atau menata kamar. Kami dibariskan dalam ruangan aula. Di depan para peserta telah disiapkan dipan yang dilengkapi kasur, seprei, bantal, dan selimut. Di sebelahnya ada rak dan handuk.
Ternyata itu adalah pelajaran awal yang harus kami pahami sebelum menerima pelajaran-pelajaran selanjutnya. “Ini pelajaran paling prinsip. Semua berawal dan berakhir di tempat tidur. Jadi semuanya harus paham ini” terang Kapten Edi Parengkung pelatih kami.
Pelatih memperagakan tata cara memasang seprei, menata bantal, selimut, dan menata handuk. Semua harus rapi dan enak dilihat. Jika melanggar akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Bisa berupa hukuman pribadi maupun kolektif, bergantung kesalahan.
Kegiatan Bersama Taruna
[caption id="attachment_404094" align="aligncenter" width="500" caption="Salat Jumat saja sepatunya harus baris (foto dindin)"]
Ini sesi yang menarik bagi para peserta Diklat termasuk saya sebagai pendamping. Kelompok kami termasuk yang beruntung memperoleh kesempatan berkumpul bersama taruna. Sesi yang paling menarik adalah saat makan bersama.
Para taruna sebelum masuk ruang makan berjajar dua-dua member hormat dan duduk sesuai regunya. Di tengah-tengah ruang makan ada dua meja besar terpisah dari meja makan lainnya saling berhadap-hadapan. Di belakang meja tersebut duduk lima orang taruna yang sepertinya memiliki posisi penting.
“Yang duduk di atas itu adalah taruna paling senior dalam masing-masing kesatuan pak. Dan yang duduk terpisah di kiri kanannya adalah para stafnya” kata taruna yang duduk semeja dengan saya.
[caption id="attachment_404095" align="aligncenter" width="500" caption="Makan harus selesai dalam 10 menit, bahkan kurang (foto dindin)"]
Sebelum prosesi makan, dimulai dengan laporan dari seorang taruna kepada taruna yang duduk di meja kehormatan. Semua diucapkan dalam bahasa Inggris. Sejurus kemudian dilakukan pembacaan doa, terdengan bunyi lonceng pertanda makan dimuali. Beberapa saat kemudian terdengan lonceng lagi pertanda waktu makan hampir selesai. Saya yang terbiasa makan dengan waktu yang panjang cukup kedodoran menghabiskan makanan dengan waktu yang terbatas.
Sungguh pengalaman yang menarik bisa berada di dalam kawah candradimukanya para pemimpin negeri ini. Walau hanya sebentar tapi banyak hal bisa dipetik, terutama tentang betapa padat dan disiplinnya hidup para taruna. Sangat berbeda dengan hidup saya yang banyak waktu jedanya.
[caption id="attachment_404097" align="aligncenter" width="500" caption="Peserta Diklat di lepas dengantradisi pelepasan keluar kesatrian (foto dindin)"]
Kegiatan Diklat Kepemimpinan Bela Negara ditutup oleh Wakil Gubernur Akmil Brigjen Sudirman. Selepas upacara penutupan, kami diiring keluar menuju gerbang Akmil melalui upacara pelepasan tamu kesatrian yang berlangsung khidmat dan mengharukan. (din).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H