Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana Sepi, Tidak Juga!

5 Maret 2015   05:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_400945" align="aligncenter" width="540" caption="Menulis adalah aktivitas yang menyenangkan (foto dindin)"][/caption]

Saya tak begitu intens menulis di Kompasiana. Mood saya menulis  masih bergantung kantong. Jika kantong sedang tebal, hati jadi senang, pikiranpun  cemerlang. Naik angkot ketemu penjual  kolang-kaling saja bisa jadi inspirasi membuat tulisan tentang riuhnya bisnis batu akik.

Namun  kondisi kejiwaan saya berbalik 180 derajat manakala uang di kantong tinggal sedikit. Otak jadi tumpul, pikiran sering melayang-layang sambil berharap ada orang baik membuang dompet berisi ATM berisi penuh uang  beserta PINnya.

Makanya saya jarang sekali menulis takseperti para kompasianer ternama yang dalam sehari bisa menulis lima sampai sepuluh artikel. Salut deh untuk kawan-kawan yang bisa seproduktif  itu. Teman saya yang calon doktor saja bingung kalau disuruh nulis. Pun hanya satu paragraf. Lha kawan-kawan kompasianer kok bisa ya nulis berpuluh-puluh artikel, bagus lagi. Logika saya para kompasianer ini mesti kantongnya tebal terus. Hehehe.

Sore selepas  pulang kerja saya menyalakan laptop dan membuka Kompasiana. Mata saya tertarik ke sebuah posting  yang  mengupas tentang sepinya Kompasiana belakangan ini.  Penulis-penulis senior dan terpandang taklagi  menulis meramaikan komunitas blogger paling keren di Indonesia ini. Benarkah demikian?

Bagi saya justru sebaliknya :Kompasiana tambah ramai, tambah meriah. Lihat saja di kolom-kolom terhormat seperti Headline, Trending Articles, dan Highlight-menurut penglihatan mata saya justru  banyak muncul nama-nama baru. Tulisannya pun bagus-bagus, berbobot, renyah, dan enak dibaca.

Ibarat sebuah lembaga pendidikan- entah itu sekolah ataupun perguruan tinggi-guru atau dosen biasanya tak banyak yang mutasi namun murid atau mahasiswanya  akan selalu  datang silih berganti dengan warna dan talenta masing-masing.

Admin bisa jadi takbanyak berubah posisi, kompasianer lama mungkin telah pergi, tetapi percayalah akan selalu muncul kompasianer-kompasianer baru yang  bakal terus meramaikan blog keroyokan ini.  Tentu saja dengan warna dan sudut pandang masing-masing.

Sebuah komunitas-dengan jaringan dan ikatan emosional yang sangat kuat sekalipun-takbisa menjamin para anggotanya untuk setia menua di dalamnya, termasuk Kompasiana. Di samping   terus bersolek untuk menarik bergabungnya kompasianer-kompasianer baru, Admin juga harus pintar-pintar mengelola para member, baik yang baru datang atau yang sudah duduk nyaman di dalamnya.  Kalau itu dilakukan, Admin takmungkin khawatir kesepian kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun