Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melaka: Negeri yang Damai dan Cemerlang

27 Oktober 2014   19:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:33 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini saya berada di Malaysia  menjadi pendamping  program pertukaran pelajar Sekolah Indonesia dan Malaysia. Sekolah yang kami kunjungi terletak di Negara Bagian Melaka, kira-kira berjarak 150 km dari Kuala Lumpur.

[caption id="attachment_369671" align="aligncenter" width="560" caption="Kondiasi jalan dari bandara KLIA2  (foto dindin)"][/caption]

Walau terbilang cukup jauh, namun perjalanan menuju Negeri  Malaka   sungguh nyaman dan sama sekali takmelelahkan.  Minivan yang kami naiki  bisa melahap aspal tol dengan kecepatan rata-rata 120 km/jam. Angka kecepatan yang menurut saya cukup tinggi untuk ukuran berkendaran di jalan raya.  Tapi memang tol Kuala Lumpur-Malaka sangat lebar dan berkualitas bagus.

14143861461791894005
14143861461791894005
Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan jalan-jalan di Indonesia pada umumnya. Sungguh untuk urusan infrastruktur terutama jalan raya  Indonesia  kini tertinggal beberapa puluh tahun dari Malaysia. Padahal konon,   Malaysia banyak belajar dari kita untuk urusan ini.  Perusahaan Malaysia Plus Expressway Bhd pernah bekerjasama dengan PT Citra Marga Nusaphala (milik mbak Tutut)  untuk  membangun jalan tol dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur (400 km) pada awal 1990-an.

Sudahlah, tentu takenak membahas kedunguan kita yang semakin hari semakin tertinggal dari Malaysia. Saya akan mengajak Anda menuju  Negeri Melaka;  negeri yang berdasarkan catatan sejarah dibangun oleh Prameswara, seorang bangsawan Sriwijaya yang melarikan diri ke daerah ini.

[caption id="attachment_369679" align="aligncenter" width="640" caption="Gerbang selamat datang Negeri Melaka (foto dindin)"]

1414386790947200260
1414386790947200260
[/caption]

Taksulit menju Melaka. Jalan tol di Malaysia sangat ramah pengendara. Penunjuk  arah atau rambu-rambunya sangat lengkap. Kepatuhan pengendaranya juga patut diacungi jempol. “Pelanggaran di sini akan ditindak sesuai undang-undang Bang. Misalnya kita melanggar laju kecepatan, kamera tol akan merekamnya dan  tahu-tahu surat tilang  dan besaran denda yang harus dibayar  akan dikirim ke rumah. Jadi kita takbisa mengelak apalagi sampai tak membayar denda itu.” ungkap Abdurrahman pemilik van.

[caption id="attachment_369686" align="aligncenter" width="560" caption="Pemandangan di depan penginapan Serkam, Merlimau Malaka (foto dindin)"]

14143876041058523979
14143876041058523979
[/caption]

Bayar tol taklagi  memakai tunai. Hampir semuanya   menggunakan T-Pass. Pengendara cukup memencet tombol alat yang dipasang atas dashboard mobilnya. Dalam hitungan detik sensor di gerbang tol akan membacanya. Jadi tak ada antrian di gerbang tol. Indonesia sebenarnya sudah mengujicoba alat ini. Menurut Menteri BUMN   Dahlan Iskan waktu itu, kecepatan baca sensornya alat yang dinamakan On Board Single Service itu  dibawah satu detik. Tapi apa lacur, masyarakat kita masih suka hidup di zaman batu.  Jualan Dahlan Iskan tak laku, tol yang seharusnya jalan bebas hambatan masih terhambat di sana-sini.

[caption id="attachment_369687" align="aligncenter" width="560" caption="Menikmati pagi di pinggiran Malaka (foto dindin)"]

141438780149292779
141438780149292779
[/caption]

Malaka adalah kota tua yang banyak menyimpan peninggalan sejarah. Benteng-benteng, bangunan kuno jaman kolonial masih banyak berdiri kokoh di kiri kanan jalan kota. Seperti kebanyakan destinasi wisata di Malaysia, bangunan-bangunan  bersejarah tersebut juga tampak terawat dan bersih.

Disamping wisata kota tua, Malaka juga menawarkan wisata susur sungai yang  menarik. Wisata ini biasa disebut Melaka River Cruiser. Cukup dengan 15 RM Anda akan diajak menyusuri sungai menikmati keindahan Kota Malaka dari tepi sungai. Jangan samakan dengan Kali Ciliwung, Cisadane, atau Banjir Kanal, sungai disini sangat bersih. Semua bangunan di bantaran sungai ditata sedemikian rupa sehingga elok dipandang. Tak ada sampah, tak ada bau tak sedap, semuanya indah.

[caption id="attachment_369677" align="aligncenter" width="560" caption="Bangunan kuno, jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan (foto dindin)"]

14143865691990219319
14143865691990219319
[/caption]

Memasuki pinggiran Malaka saya  merasa seperti pulang kampung. Sepanjang perjalanan, mata ini hanya  melihat pohon-pohon kelapa menjulang tinggi   berjajar di di sela rumah-rumah panggung sederhana beratap seng. Suasanya  sepi, padahal hari itu hari kerja. Di jalan-jalan, tak banyak orang hilir mudik  berlalu lalang seperti di Indonesia.  “Orang-orang di sini lebih suka berada di rumah setelah kerja. Takseperti orang Indonesia yang lebih suka jalan-jalan, menghabiskan waktu atau sekedar nongkrong di pinggir jalan” ungkap Pak Rasyid penduduk Serkam, Merlimau, Melaka yang saya temui  saat jalan-jalan pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun