Mohon tunggu...
Muh Muslih
Muh Muslih Mohon Tunggu... -

Guru MA Maarif Borobudur Magelang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Komunikasi Sesama Guru

28 Oktober 2014   21:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:24 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEMBANGUN KOMUNIKASI SEASAMA GURU

Oleh: Muh.Muslih

Sebagai seorang pengurus suatu lembaga pendidikan penulis sering kali mendapat keluhan dari kepala sekolah tentang ketidak harmonisan hubungan antar guru di sekolah mereka. Bahkan pernah ada kasus komunikasi yang tergolong berat. Ada seorang guru yang saat istirahat tidak mau menyatu dengan sejawatnya di kantor guru. Dia lebih memilih tinggal di kelas saat istirahat. Untuk sekedar minum pun dia lebih suka membawa bekal minum dari rumah.

Mendapat  keluhan seperti itu penulis berusaha melakukan langkah-langkah persuasif, diantaranya mendekati sang guru dan menanyakan alasan dia berbuat itu. Pertama kali ditanya dia selalu mengelak memberikan jawaban yang kongkrit. Namun setelah pertemuan berikutnya dia merasa aman untuk menyampaikan keluhannya pada penulis. Ternyata sang guru tersebut merasa tidak dihargai lagi oleh teman-temannya, terutama kepala sekolah. Sebagai seorang guru senior dia merasa tidak didengar lagi suaranya dalam musyawarah guru. “Oh, ini dia penyakitnya,” pikir penulis. Setelah itu segera diadakan evaluasi sekolah secara menyeluruh, termasuk non-fisik, seperti kerja sama dan perubahan mind set guru dalam hal komunikasi. Lalu semua guru sepakat untuk mengubah cara berkomunikasi secara lebih kekeluargaan dan bertanggung jawab.

Apakah ada aturan cara berkomunikasi antar guru? Ternyata memang ada. Komunikasi sesama guru termasuk kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru. Ini termasuk kompetensi kepribadian dan sosial yang mutlak perlu dikuasai. Bisa kita bayangkan apabila dalam satu sekolah terjadi ketidak serasian hubungan sesama guru, pasti lah anak yang akan menjadi korban, karena tidak ada kebersamaan para guru menghadapai siswanya. Berikut beberapa tip yang bisa kita lakukan untuk membangun komunikasi sesama guru:

1.Besarkan hati dan perlihatkan keramahan dan kerendahan hati.

Selalu menampilkan sikap saling membesarkan hati dan ramah tamah. Tidak salah jika Aa’ Gym, panggilan akrab KH Abdullah Gymnastiar, pengasuh Ponpes Darut Tauhid Bandung selalu mengkampanyekan slogan 3S (senyum, salam, dan sapa) untuk belajar saling menguatkan jalinan silaturahim dan menciptakan suasana yang cair dalam setiap kesempatan.

Jangan pelit mengucapkan terima kasih dan pujian atas kerja baik yang dilakukan oleh orang lain. Mungkin bagian ini yang kurang memasyarakat dilakukan oleh orang Indonesia. Namun bagi orang Barat, justru sangat lazim. Mereka senantiasa mengucapkan terima kasih atas pertolongan dan sikap baik yang diberikan oleh orang lain. Selalu bersikap rendah hati. Bila perlu memberikan kritik lakukan dengan lembut dan tunjukkan kemauan untuk membantu orang tersebut secara tulus. Dan apabila ada kesalahan yang diakibatkan oleh orang lain pada kita janganlah mendendam.

2.Buatlah perasaan bahagia

Setiap hari berangkat kerja mulailah dengan perasaan bahagia. Perasaan bahagia akan menjalar kepada orang-orang di sekitar kita. Jangan memendam pikiran negatif (suudlon), pelihara sikap positif (husnudlon). Niatkan lah dalam secara benar saat mulai berangkat kerja, karena niat akan menuntun hati kita untuk senantiasa lurus dan fokus terhadap yang akan dilakukan. Niat yang benar, mengajar untuk menyampaikan ilmu karena Alloh.


  1. Hindarkan perbincangan gossip atau kabar burung

Jangan biarkan menggosip menjadi kebiasaan di tempat kerja. Gosip akan menurunkan mental seorang staff. Bisa kita bayangkan betapa terpukulnya hati seseorang dalam lingkungan kerja bila  dia dipergunjingkan sesama guru. Jika itu terjadi jangan lekas-lekas bereaksi marah, segera lakukan penjelasan (tabayun) secara bijaksana.


  1. Jangan tanggapi gunjingan orang tentang keburukan kita, jawablah dengan perbuatan baik.

Biarkan tindakan kita yang menentukan bagaimana orang lain akan memandang diri kita. Bersabarlah karena orang tidak butuh omongan, mereka lebih butuh tindakan nyata. Namun yang terpenting bagi kita sebagai guru, jadilah orang yang selalu memiliki etos kerja dan komitmen yang baik.


  1. Lakukan kerja sama sesama guru dan staff

Kerjasama sangatlah penting bagi guru apalagi untuk memperbaiki kualitas kompetensi diri. Jangan takut atau malu untuk bertanya atau minta bantuan teman guru untuk memberi masukan bagi kemajuan kelas kita. Memang masih banyak guru berpikir bertanya dan minta bantuan guru lain sama saja dengan menunjukkan kelemahan kita, padahal sesungguhnya itu adalah KEKUATAN. Guru yang lebih cakap dan berpengalaman hendaklah jangan pelit membagikan ilmunya.


  1. Pertimbangkan apa yang kita katakan pada orang lain.

Selalu lakukan perhitungan dan pertimbangan atas apa yang Anda katakan pada orang lain. Nada bicara menentukan pendengarnya. Saat menghadapi situasi sulit jangan terlalu banyak bicara. Menjaga lidah dalam situasi sulit akan memunculkan kepercayaan orang lain pada kemampuan Anda untuk menangani situasi yang serupa.


  1. Jika berjanji usahakan untuk selalu menepatinya

Usahakan untuk selalu tepat janji meski harus keluar biaya. Karena kalau tidak, bersiaplah kehilangan kehormatan dari teman-teman saat kita mengingkari janji. Ketika kita mengatakan bahwa kita bermaksud melakukan sesuatu, bertanggung jawablah untuk mewujudkannya.


  1. Pelajari dan temukan minat orang lain

Temukan minat yang sama pada orang lain (misal: anak, olahraga, film, dll) lalu jadikan bahan pembicaraan Bersikaplah peduli, itu akan membangun kepercayaan pada orang lain. Saat berbahagia, ikutlah bergembira, saat bersedih, munculkan simpati. Pastikan orang-orang di sekitar kita tahu bahwa kita menghargai mereka dan tahu bahwa mereka penting bagi kita.


  1. Bukalah pikiran

Jangan berdebat, diskusikan segala sesuatunya dengan bijaksana Jika kita tidak setuju tentang sesuatu hal pikirkan respon terbaik kita, jangan berdalih dan menganggap pendapat kita adalah yang terbaik.


  1. Pahami bahwa ada beberapa orang yang gampang tersinggung perasaannya

Humor bisa mencairkan keadaan, tapi bagi sebagian orang yang sensitive ia bisa jadi lain. Sebelum bercanda pastikan kita tahu dengan siapa kita berhadapan. Perhatikan perasaan orang lain sebelum kita melempar lelucon.


  1. Jangan terlalu memikirkan penghargaan

Lakukan yang terbaik yang kita bisa. Biarkan orang lain melihat dan menilai kerja kita, pandanglah diri bahwa kita sedang mengamalkan perintah Allah SWT untuk melakukan amal terbaik. Berharapalah penghargaan hakiki hanya dari Allah SWT.

Semoga kita bisa menjalin komunikasi positif sesama guru dan karyawan dalam lingkungan kerja kita.

Penulis: Muh.Muslih

Pengurus PC LP Maarif NU Kabupaten Magelang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun