Mohon tunggu...
Muslihatun Pandu
Muslihatun Pandu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di SMPIT Darul Muhsin NWDI Tanjung dan di SMPN 2 Labuhan Haji, Penulis buku antalogi, Guru blogger, Guru penggerak dan Guru pegiat literasi. Bergabung di komunitas KGBN LOMBOK TIMUR, Komunitas PPMN(Perkumpulan Penulis Motivator Nasional) Komunitas Gebrakan Motivator Literasi Digital (KGLMD)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tamasya Bersama Si Jago Merah

8 Mei 2022   18:56 Diperbarui: 8 Mei 2022   18:58 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang cerah menyinari alam semesta pagi ini, kami bersama keluarga kecil melangkahkan kaki menghabiskan hari libur ke Kota Mataram. 

Sebelum berangkat kami selfi-selfi bersama si kecil, kebersamaan yang selalu dinanti oleh anak-anak ditengah kesibukan kedua orang tuanya di setiap harinya. 

Dua minggu terakhir di bulan ramadhan dan dan setelah idul fitri, kini rasanya begitu bahagia bagi mereka karena selalu bersama dengan kedua orang tuanya. 

Terutama anak bungsu ku. Yang tak pernah mau ditinggalkan ketika mau berangkat bekerja. Si bungsu biasanya selalu di tinggal bersama kakek di rumah. 

Namun minggu-minggu ini dia selalu bersamamu. Kebahagiaan yang tiada tara bagi mereka. Sehingga di hari libur terakhir kami membawa mereka bertamasya ke kota Mataram dalam rangka acara lebaran ketupat . Sampai pertengahan perjalan ketika berada di Lombok Tengah tiba-tiba cuaca mendung dan langit pun seketika itu menumpahkan airmatanya membasahi alam sekitar. 

Kamipun berdiam sejenak menunggu hujan reda. Sambil rebahan di atas si jago merah bersama ank sulung dan anak bungsu ku. 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Setelah itu kami melanjutkan perjalan lagi, namun langit masih mendung. Kabut hitam membawa keberkahan. Hujan turun begitu derasnya, di tengah guyuran hujan kami terus melaju menerobos derasnya air mata langit yang berlinangan di jalan-jalan yang kami lewati. 

Laju kereta yang kami tumpangi semakin kencang, hujan semakin derasnya. Mobil dan sepeda motor yang lalu lalang pun tak mau kalah dengan laju kereta yang kami gunakan. Sampai air yang mengalir dijalan raya masuk kecipratan ke kreta yang kami pakai hingga membasahi kasur empuk dan slimut tebal yang kami gunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun